Kedua, pengembangan SDM dengan menjamin Kesehatan dan Pendidikan.
Ketiga, investasi yang seluas-luasnya membuka sebesar-besarnya lapangan pekerjaan.
Keempat, melanjutkan reformasi birokrasi dan struktural semakin sederhana dan lincah.
Kelima, menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.
Selepas pelantikan Kabinet Indonesia Maju pada 20 Oktober 2019, Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya kepada para Menteri:
"Tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi tugas kita adalah MEMBUAT MASYARAKAT MENIKMATI PELAYANAN, MENIKMATI HASIL PEMBANGUNAN.”
Presiden Jokowi juga minta para Pembantunya kerja kerja kerja dengan sebaik-baiknya dan menegaskan TIDAK ADA Visi lain kecuali satu-satunya Visi Presiden.
Beliau memberi tekanan pentingnya Visi tersebut untuk menjawab tantangan global yang berubah dengan dinamis, cepat, kompleks, penuh risiko, dan kejutan.
Presiden Jokowi berharap Indonesia menjadi negara yang lebih produktif, memiliki daya saing, dan memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan global tersebut.
KENORMALAN BARU PEMBANTU PRESIDEN
Sepertinya Presiden Jokowi bisa membaca tanda zaman, sehingga apa yang kini sedang terjadi, boleh disebut seperti apa yang pernah beliau sampaikan “tantangan global yang berubah dengan dinamis, cepat, kompleks, penuh risiko, dan kejutan”.
Saat Covid-19 menuntut keniscayaan untuk membangun Kenormalan Baru, saat yang sama dunia juga memasuki era Industri 4.0 yang sebut sebagai era Co-Creative And Eco System Centric dimana terjadi “shifting the focus and looking to focus on individual needs and engage more closely with their consumer”.