Jumlah kasus positif terus bertambah dengan pertambahan yang semakin besar. Sementara itu upaya mengendalikan dampak keekonomian belum efektif karena ditemukannya banyak pengaduan tidak tepat sasaran.
Kehilangan waktu jangan diperpanjang, keadaan sudah semakin berat. Daftar PHK semakin panjang. Mereka yang masuk ke jurang kemiskinan semakin banyak. Apatisme bisa muncul. Semua buruk bagi masa depan Bangsa.
ANCAMAN PENURUNAN KUALITAS KESEHATAN
Kekhawatiran pasti didepan adalah Penurunan kualitas kesehatan secara massal.
Mengacu definisi WHO, sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/ kecacatan. Kesehatan adalah hak setiap Manusia.
Menjadi hak dasar yang melekat pada seseorang sejak dilahirkan ke dunia. Prinsip ini sejalan dengan pasal 28 huruf h UUD45.
Dalam situasi paparan infeksi Covid-19, TIGA persoalan besar baru yang dapat menurunkan kualitas kesehatan.
Pertama, BANTUAN SOSIAL yang diberikan tidak cukup hanya TEPAT SASARAN tetapi juga harus TEPAT MANFAAT.
Apa yang diberikan harus berbasis pada problem pokok yang berdampak kesehatan sekaligus memberikan advokasi dan promosi kesehatan yang meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Peningkatan Imunitas seharusnya menjadi basis bantuan sosial.
Kedua, perlu mengantisipasi efek samping #dirumahsaja yang sudah berjalan lebih 2 (dua) bulan dan belum diketahui untuk berapa lama. Sebahagian mulai merasa terisolasi, kesepian, kebosanan dan keterasingan.
Kondisi ini dikenal sebagai CABIN FEVER. Â Terutama bagi kelompok pra dan usia lanjut diatas 50 tahun. Kegelisahan tanpa pendampingan atau konseling kesehatan, bisa berakibat gangguan kejiwaan dan penurunan kondisi kesehatan.
Ketiga, adalah peningkatan jumlah KEHAMILAN yang tidak diinginkan. Apa yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, yang melaporkan terjadinya peningkatan kehamilan sebesar 105% selama masa pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin terjadi pada 514 Kabupaten/Kota lainnya.Â
Kehamilan yang terjadi di masa Pandemi, tentu tanpa persiapan yang matang dan psikologi ibu yang tertekan, apalagi tidak ada jaminan ketersediaan pelayanan Posyandu, Pondok Bersalin Desa, Bidan di Desa, dan Fasilitas kesehatan lainnya yang semua sedang berkonsentrasi dalam pelayanan penanganan covid-19.