Â
Pada abad ke 18 dan 19 terjadi berkali-kali epidemi hepatitis. Sebagai contoh, pada American Civil war (perang sipil Amerika) tahun 1861-1865, terjadi kematian 52000 jiwa karena hepatitis, sedangkan pada perang dunia kedua, korban hepatitis mencapai 16 juta jiwa. Tahun 1942, terdapat pula penularan besar-besaran hepatitis pada angkatan laut Amerika Serikat, dan sekitar 56000 orang terinfeksi hepatitis.
Â
Pembedaan tipe-tipe hepatitis baru dimulai pada 1947. Mac Callum mengamati penderita hepatitis dan menduga bahwa terdapat dua tipe hepatitis. Berbagai percobaan akhirnya membuktikan bahwa terdapat hepatitis A dan B, dan keduanya semakin dapat dibedakan dengan penemuan surface antigen Hepatitis B pada 1963. Pada tahun 1974, ditemukan lagi tipe lain yang berbeda dari keduanya, dan disebut hepatitis C. Selanjutnya, tahun 1977, ditemukan hepatitis D, dan pada 1983, dapat dikonfirmasi adanya virus Hepatitis E. Bertambahnya tipe-tipe ini menandakan pemahaman manusia yang semakin bertambah, dan bukan menunjukkan bahwa jenis hepatitis semakin banyak.
Â
Vaksin untuk Hepatitis B baru mulai dikembangkan pada 1971, dan mulai digunakan tahun1975-1976. Sedangkan, pengobatan untuk virus hepatitis B baru ditemukan tahun 1980an dengan menggunakan interferon alpha dan masih dikembangkan sampai sekarang. Sampai sekarang pun obat antiviral terbaru hanya mampu mengendalikan gejala hepatitis B, namun belum dapat menyembuhkannya.
Â
4. Polio
Â
Poliomyelitis, atau terkadang disingkat polio, adalah penyakit yang disebabkan oleh poliovirus. Virus ini dikeluarkan pada kotoran manusia yang terinfeksi. Apabila orang tersebut kurang bersih dalam mencuci tangan setelah buang air, virus dapat diberikan kepada orang lain melalui tangan, lalu masuk ke saluran cerna melalui mulut saat orang tersebut makan. Virus lalu masuk ke darah, dan dapat menyebabkan kelumpuhan jika menyerang otak.
Â
Walaupun kata poliomyelitis terdengar modern, penyakit ini diduga sudah ada sejak manusia pertama muncul.
Â
Catatan tertua tentang polio adalah prasasti batu di Mesir pada zaman Fir’aun. Pada prasasti tersebut dijelaskan tentang pendeta bernama Rom yang memiliki kelainan pada tungkai bawahnya. Kelainan tersebut sangat mirip dengan kondisi yang disebabkan polio. Gambar prasasti tersebut dapat dilihat di sini: http://jgv.microbiologyresearch.org/content/journal/jgv/10.1099/vir.0.036988-0#tab2
Â
Walaupun ciri-cirinya mencolok, ternyata tidak banyak ditemukan kasus polio dalam sejarah sampai abad ke-18. Mungkin hal ini disebabkan karena kurangnya pencatatan yang dilakukan, tetapi jelas bahwa penyakit ini sudah ada sejak lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Â
Polio baru mulai menarik perhatian saat terjadi sejumlah besar kasus kelumpuhan bayi di Amerika Serikat dan Scandinavia pada 1880. Di amerika Serikat, epidemi terjadi setiap tahun sejak awal 1900an sampai tahun 1955.
Â
Tahun 1955, barulah ditemukan vaksin injeksi untuk polio, atau IPV. Tahun 1961, dikembangkan vaksin oral, yaitu vaksin polio yang diberikan lewat mulut, atau OPV. Tahun 1955, jumlah kasus polio di amerika turun secara drastis, walaupun belum hilang sepenuhnya.
Â
Di seluruh dunia, diperkirakan pada akhir 1980an, masih terdapat 350000 kasus baru polio setiap tahunnya. Tahun 1988, World Health Assembly mencanangkan Global Polio Eradication Initiative, sebuah proyek besar untuk vaksinasi besar-besaran di seluruh dunia yang didukung oleh WHO, UNICEF, pemerintah dari negara-negara seluruh dunia, dan banyak organisasi lain, termasuk Bill and Melinda Gates Foundation. Hasilnya bisa kita nikmati sekarang. Tahun 2003, tersisa kurang dari 1000 kasus polio di seluruh dunia. Dan tahun 2012, hanya ada sebanyak 60 kasus.