Ibnu Sina, seorang dokter timur tengah juga menuliskan tentang stroke pada bukunya yang terkenal, The Canon (Al Qanun) pada abad 10 masehi. Stroke disebutnya sebagai sekteh, dan seperti Hippocrates, dianggap sebagai gangguan keseimbangan cairan. Penanganan stroke pada buku tersebut dibahas dalam jurnal buatan tim peneliti pimpinan Arman Zargaran.
Sedangkan, menurut manuskrip kristen Eropa berjudul Codex Calistinus pada abad 12, stroke dianggap sebagai kutukan naga.
Seorang penulis terkenal, Sir Arthur Conan Doyle, yang juga seorang dokter, juga menggambarkan stroke pada salah satu petualangan Sherlock Holmes yang ditulis pada akhir abad 19 sampai awal abad 20. Pada judul “the crooked man”, terdapat salah satu karakter yang tewas karena apoplexy.
Walaupun sudah tercatat selama ribuan tahun, pengobatan stroke baru muncul pada akhir abad 20, kurang dari setengah abad yang lalu.. Walaupun tidak menjamin kesembuhan 100%, sumbatan pada pembuluh otak kini sudah dapat dihancurkan dengan obat.
3. Hepatitis
Hepatitis dan polio merupakan contoh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Banyak orang menganggap bahwa penyakit ini adalah penyakit baru dan nenek moyang kita tidak bermasalah dengan penyakit tersebut walaupun tanpa imunisasi. Bahkan ada yang menganggap bahwa virus untuk penyakit-penyakit ini diciptakan ilmuwan modern untuk tujuan politik tertentu. Benarkah demikian?
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis. Virus ini menyerang liver sehingga mengganggu fungsi liver untuk mengeluarkan bilirubin, yang berfungsi melarutkan lemak dan mewarnai kotoran. Bilirubin yang akhirnya masuk ke darah menyebabkan pewarnaan kuning pada kulit dan sklera mata. Hepatitis yang terjadi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen liver (cirrhosis hepatis) ataupun kanker liver.
Ciri yang paling jelas dari hepatitis yang sudah teramati sejak ribuan tahun lalu adalah perubahan warna kulit dan sklera mata menjadi kuning.
Menurut jurnal review tulisan Christian Trepo, catatan hepatitis tertua terdapat pada prasasti batu dari Sumeria yang ditulis tahun 3000 sebelum Masehi. Orang-orang pada zaman itu menganggap hepatitis sebagai kutukan iblis bernama Ahhazu. Pada zaman tersebut, liver dianggap sebagai tempat adanya ruh, dan serangan iblis pada liver menyebabkan hepatitis.
Hippocrates juga menuliskan tentang hepatitis pada tulisannya. Waktu itu pengobatan masih terbatas pada konsumsi madu dan air.
Epidemi (penyebaran luas) “penyakit kuning” juga pernah menimpa Yunani dan Roma kuno, tetapi catatan atas kejadian tersebut tidaklah jelas. Catatan mengenai hepatitis pada masa itu tercampur aduk dengan catatan mengenai leptospirosis dan malaria, yang terkadang juga dapat menyebabkan pewarnaan kuning dalam kondisi berat.