Sebagai gantinya, mereka lebih memilih tradisi, adat, dan budaya lokal (seperti salam-sarane, pela-gandong, ain ni ain, dsb) sebagai medium untuk merajut kembali persaudaraan Kristen-Muslim.
Maluku, sejak berabad-abad silam, memang sangat kaya dengan local wisdom, yang selama ini dijadikan sebagai alat pemersatu dan pendamai umat Kristen dan Muslim dalam ikatan persaudaraan.
Kini, mereka sedang berusaha kuat melakukan revitalisasi aneka kebijaksanaan lokal ini, demi mengembalikan Ambon dan Maluku ke "altar perdamaian" sejati antara basudarasalam dan sarane (Kristen-Muslim).
Di saat Indonesia kembali dirundung duka akibat munculnya berbagai kelompok intoleran, Ambon dan Maluku bisa dijadikan sebagai cermin sekaligus teladan yang sangat baik dan inspiratif, bagi siapa saja yang mendambakan hidup rukun, toleran, dan damai dalam kemajemukan. Wallahu a'lam.