( rupanya dia belum bisa move on dengan pak hasan yang ada di daerah sahu, sehingga aku dipanggilnya dokter husin. Hasan dan husin).
Kami pun bercerita lama , dia pun bercerita tentang gerejanya di maluku tenggara yang baru saja mulai dibangun. Aku sisihkan sedikit rizkiku, untk tambahan gerejanya. Meskipun aku tau, dia tidak datang untuk minta sumbangan, tapi karena kerinduan akan persaudaraan.
Jadi, buat aku dan pendeta Gomes, perayaan natal, tidak untuk uji tanding memberi ucapan.
Kami sepakat bahwa natal bukanlah penunjuk angka lahirnya Isa Al Masih as atau Yesus Kristus semata. Tapi sekaligus lonceng penanda dan pengingat bahwa kedamaian dan kasih sayang pada seluruh umat manusia , harus selalu dijaga. Kerukunannya, kebersamaannya dan kasih sayangnya.
Kami sepakat bahwa natal buat kami , adalah penanda terus berlanjutnya keterjagaan kasih sayang dan kedamaian bagi semua insan. Tanpa perduli agama, ras , kelompok dan golongan.
Karena kami sudah pernah merasakan pedihnya menjadi korban konflik , fitnah, adu domba, dengan label agama.
Cukup sudah. Hentikan semua yang membawa nama agama , sebagai ajang konflik san perseteruan.
Biarkan kami semua, kita semua, hidup dalam damai dan kasih sayang. Apapun agamamu, darimanapun suku, ras dan golongannya.
Dari kami berdua
Hisnin dan pendeta Gomes
*******************************************