Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah MSG Menyebabkan Kebodohan?

12 Desember 2017   12:43 Diperbarui: 9 Februari 2018   04:32 12226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar 2: https://www.cuencahighlife.com/wp-content/uploads/2017/06/MSG-reference-guide.jpg )

Ternyata glutamat dalam darah sulit untuk menembus atau melewati sawar darah pembungkus otak (blood brain barrier), jika kadarnya dalam darah kurang dari 15 gram / kilogram berat badan / hari. Pada orang dengan berat badan 60 kilogram, diperlukan 900 gram/hari, atau 180 sendok teh MSG / hari, atau penyuntikan 5 gram setiap menyuntik ke dalam pembuluh darah balik tubuh kita, untuk terjadinya kerusakan otak.

Dengan demikian, konsumsi MSG dalam dosis besar pun, hanya akan meninggikan kadar glutamat dalam darah, tetapi kurang meningkatkan kadarnya dalam otak dan sedikit sekali mempengaruhi sel-sel saraf.

Secara keseluruhan, belum ada bukti yang kuat bahwa MSG bertindak sebagai excitotoxin yang merusak otak, apalagi bila dikonsumsi dalam takaran yang normal (asupan harian normal), seperti dalam realita hidup sehari-hari.

Mengapa orang berpikir MSG berbahaya pada otak?
Karena percobaan terhadap tikus di tahun 1969 tersebut di atas!!! 

Namun perhatikan bahwa percobaan tersebut dilakukan: a) Dengan dosis MSG yang tinggi; b) MSG masuk ke tubuh dengan cara disuntikkan langsung ke otak, bukan dikonsumsi; c) Percobaannya dilakukan pada tikus; bukan manusia; lagipula tikus yang disuntik ialah tikus yang baru lahir (sistem pertahanan tubuhnya belum matang sempurna). 

Sampai sekarang, belum ada penelitian pada manusia yang memiliki jumlah sampel yang besar dan metodologi yang sahih, yang mendukung asumsi kerusakan otak dan jaringan lainnya karena MSG.

(Sumber gambar 4:http://static4.businessinsider.com/image/53fceba0eab8ea3d298b4567-724-1024/undeserved-reputation-monosodium-glutamate-724x1024.png)
(Sumber gambar 4:http://static4.businessinsider.com/image/53fceba0eab8ea3d298b4567-724-1024/undeserved-reputation-monosodium-glutamate-724x1024.png)
Sindrom restoran Cina (Chinese Restaurant Syndrome/CRS)
Ada orang-orang (tidak semua) yang mengalami efek samping setelah mengkonsumsi MSG. Kondisi ini disebut CRS.

Dalam sebuah penelitian, peserta percobaan dibagi 2 kelompok, yang satu kelompok meminum kapsul MSG berisi 3,5 gram MSG murni (bukan MSG dari makanan), dan yang lain minum kapsul plasebo berisi 3,5 gram tepung. Kapsulnya sama persis dan penderita tidak diberi tahu mana yang kapsul MSG dan mana yang plasebo. Didapatkan bahwa reaksi CRS terjadi pada 36,1% penerima kapsul MSG, dibandingkan dengan 24,6% kapsul plasebo. Perbedaan tersebut bermakna (signifikan) secara statistik.

Gejala CRS yang terjadi (baik 1-2 gejala yang muncul maupun semua gejala) ialah:

  • Sakit kepala
  • Flushing (kemerahan pada wajah maupun leher)
  • Berkeringat
  • Rasa tertekan pada wajah atau sesak nafas
  • Mati rasa, kesemutan atau terbakar di wajah, leher dan area lainnya
  • Detak jantung yang terasa kencang dan tidak teratur (jantung berdebar-debar)
  • Sakit dada
  • Mual, bahkan muntah
  • Kelemahan

Keadaan CRS ini menunjukkan adanya sensitivitas yang berlebihan (hipersensitif) terhadap MSG, yang tidak terjadi pada semua orang. Ambang batas dosis yang menyebabkan gejala CRS mungkin sekitar di atas 3 gram dalam satu kali makan.

Namun, perlu diingat bahwa 3 gram adalah dosis yang sangat besar, sekitar 6 kali lipat asupan rata-rata harian di AS dan 2 kali lipat asupan rata-rata harian orang Asia. Perlu juga diperhatikan, karena MSG adalah penyedap rasa, maka biasanya MSG dicampurkan dalam makanan baik itu kering maupun berkuah, sehingga terjadi "pengenceran". Jadi jika saya mencampurkan 3 gram MSG dalam 1 mangkok bakso, maka MSG yang saya konsumsi tidak sampai 3 gram; kecuali jika saya makan dan menghirup seluruh kuah bakso itu, itupun konsentrasi MSG nya berkurang karena kuah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun