* Kelainan struktural (baik kelainan struktur bawaan maupun kelainan yang didapat saat dewasa) pada saluran kemih dan kelamin, seperti sistokel, divertikel dan stenosis (penyempitan) uretra
* Hubungan seksual yang sering, dengan banyak partner
* Gangguan pada proses melahirkan, waktu melahirkan yang terlalu lama.
Infeksi saluran kemih memudahkan terbentuknya batu ginjal dan sebaliknya batu ginjal memudahkan terjadinya ISK. Oleh karena itu, pada terapi ISK yang disertai dengan batu ginjal, perlu dilakukan pengeluaran atau penghancuran batu, bukan hanya dengan obat antibiotika saja.
- Pria yang tidak disunat lebih mudah mengalami ISK dibanding yang disunat.
Pemeriksaan Penunjang Untuk Melakukan Diagnosis ISK
Biasanya dilakukan pemeriksaan urin untuk melihat adanya peningkatan sedimen lekosit (sel darah putih pada urin), tes nitrit dan enzim lekosit esterase yang positif, adanya albumin dan eritrosit (sel darah merah) pada urin, dapat menunjukkan adanya ISK. Pemeriksaan lanjutan berupa pembiakan (kultur urin) dapat dilakukan jika didapatkan kecurigaan ISK bagian atas atau infeksi ginjal.
Pemeriksaan penunjang dengan pencitraan seperti: foto saluran kemih (BNO-IVP), USG (ultrasonografi) dan pemindaian dengan Computed Tomography Scanning (CT-Scan) saluran kemih, dapat dilakukan jika dicurigai ada iISK bagian atas/nfeksi ginjal atau batu atau kerusakan struktur ginjal dan saluran kemih.
Gejala-gejala Alarm pada Infeksi Saluran Kemih yang perlu segera diperiksa ke pusat kesehatan
* Gejala ISK yang disertai dengan volume urin yang sedikit (kurang dari 500 ml/24 jam) atau tidak sama sekali, (normal volume urin sekitar 750-1500 ml/24 jam).
* Gejala ISK yang disertai dengan demam tinggi dan menggigil.