Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Favorit Inter Milan, Tuah Pelatih Baru AC Milan dan Juventus, dan yang Patut Diwaspadai

14 Agustus 2024   20:45 Diperbarui: 14 Agustus 2024   21:34 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inter Milan menjadi favorit kuat untuk mempertahankan trofi Liga Italia musim 2024/25. (Foto: Gabriel Bouys/AFP via Kompas.com)

Serie A Liga Italia akan kembali resmi dimulai pada 17 Agustus 2024. Pergerakan paling dominan terjadi di Liga Italia menjelang kompetesi musim 2024/25 adalah pergantian pelatih di beberapa tim-tim top Liga Italia.

Juventus mengakhiri masa kerjanya dengan Massimiliano Allegri dan memilih pelatih muda dan yang lagi naik daun lantaran menghadirkan performa impresif bersama Bologna, Thiago Motta.

AC Milan memilih Paulo Fonseca pengganti Stefano Pioli. Kemudian, Antonio Conte yang secara mengejutkan meninggalkan Inter setelah mempersembahkan trofi Liga Italia empat musim lalu melatih Napoli.

Di balik perubahan pelatih itu, juara musim lalu, Inter Milan masih jadi favorit untuk naik panggung juara Liga Italia musim 2024/25. 

Inter yang hanya kalah dua kali dan menciptakan jarak 19 poin dengan Milan di tempat kedua pada musim lalu itu mempunyai beberapa faktor untuk mempertahankan trofi Liga Italia.

Alasan Inter Jadi Favorit

Salah satu alasan paling pertama Inter sebagai favorit adalah kestabilan skuad di tangan pelatih Simone Inzaghi. Memasuki musim keempatnya di Inter, Inzaghi terlihat sudah makin stabil menangani dan mengontrol ruang ganti Inter dengan baik.

Menariknya, Inzaghi membangun Inter tanpa melibatkan jumlah uang yang besar. Bahkan, beberapa pemain seperti Marcus Thuram yang tampil bersinar musim lalu didatangkan dengan gratis dari Borussia Monchengladbach.

Langkah yang sama kembali di buat Inter pada bursa transfer.  Inzaghi menguatkan kedalaman skuad dengan menambahkan Piotr Zielinski dan Mehdi Taremi yang juga berstatuskan bebas transfer.

Di balik langkah bijak itu, Inter juga tak kehilangan pemain inti pada bursa transfer. Berbeda di awal musim lalu, yang mana Inter ditinggal oleh beberapa pemain penting yang berhasil mengantarkan Inter hingga ke final Liga Champions Eropa.

Pada musim depan, skuad Inter masih berwajah sama. Hal itu yang membuat Inter bisa saja tetap mempertahankan ritme dan keharmonisan permainan yang satu dan sama.

Ya, kelebihan Inter pada musim lalu adalah kekompakan tim. Kehilangan beberapa pemain penting pada bursa transfer musim lalu tak melemahkan performa Inter. Malahan, Inzaghi mampu menciptakan sebuah tim yang tampil kompak, baik itu dalam hal bertahan maupun untuk menyerang.

Oleh sebab itu, masih sangat sulit bagi tim-tim lain untuk menundukan Inter yang masih mempunyai komposisi skuad yang sama. Pasalnya, Inter masih mempertahankan pemain bermental juara dan pola permainan yang sulit dikalahkan pada musim lalu.

Lantas, bagaimana peluang tim-tim lainnya?

Menanti Tuah Pelatih Baru AC Milan dan Juventus

Milan dan Juventus kerap menjadi pesaing terdekat Inter. Bukan rahasia lagi jika ketiga tim sudah lama bersaing di Serie A Italia.

Pembenahan Milan dan Juventus menjelang musim 2024/25 kembali mewarnai persaingan dari ketiga tim. 

Pembenahan kedua tim itu mulai dari kursi pelatih. Untuk itu, pergantian pelatih bisa menjadi awal dari perbaikan performa dari Milan dan Juventus.

Pada musim lalu, Milan mengakhiri musim di posisi kedua klasemen. Hanya saja, jarak yang terlampau jauh dengan rival sekotanya, Inter membuat performa Milan tetap mendapatkan sorotan dan merelakan Milan untuk menanggalkan S. Pioli dari kursi pelatih.

Kehadiran Paulo Fonseca dari Lille bisa memberikan efek baru untuk Milan pada musim 2024/25. Fonseca bukanlah wajah baru di Liga Italia karena pernah menangani AS Roma (2019-2021) sebelum dipinang Lille.  

Sejauh ini, pergerakan Fonseca lebih bermuara pada pembinaan para pemain muda yang ditinggalkan oleh pelatih sebelumnya, dan cenderung mendatangkan pemain muda di bawah usia 26 tahun seperti Emerson Royal dan Strahinja Pavlovic.

Menariknya, guna menggantikan pemain veteran di lini depan, Milan mendatangkan Alvaro Morata dari Atletico Madrid. 

Faktor pengalaman Morata yang nota bene berstatuskan sebagai kapter Timnas Spanyol bisa memberikan nilai plus untuk performa Milan pada musim mendatang.

Sebagai striker, catatan efektif Morata di depan gawang lawan patut diapresiasi. Pada musim lalu, kendati Morata hanya bermain 21 kali, Morata berhasil mencetak 15 gol.

Hampir persis dengan Milan, di tangan pelatih baru Thiago Motta, Juventus melakukan perombakan besar. Tim berjuluk, "Si Nyonya Besar" itu mau tak mau harus mengikuti operasi besar ala Motta.

Tak tanggung-tanggung, Motta langsung meminggirkan pemain inti Juve dalam beberapa musim terakhir seperti Federico Chiesa dan Wojciech Szczesny. Kedua pemain inti musim lalu ini diarahkan ke pintu keluar dari Juve.

Selain itu, Motta juga aktif dalam urusan pembelian pemain. Sejauh ini, Juve sudah membeli dua pemain, Khephren Thuram dan Douglas Luiz untuk menguatkan sektor gelandang.

Motta, memang, direkrut lantaran keberhasilannya menaikan performa Bologna di Serie A Italia. Termasuk mempersembahkan untuk Bologna tiket ke Liga Champions Eropa setelah mengakhiri musim Liga Italia di posisi ke-5.  

Namun, jalan Motta untuk meniru hal yang sama bersama Juve radanya membutuhkan waktu yang panjang. Apalagi, langkah ekstrimnya yang langsung meminggirkan beberapa pemain penting di dalam tim, yang barangkali menimbulkan riak-riak ketidaksukaan di dalam skuad.

Tim yang patut Diwaspadai

Sejauh ini, hemat saya, dua tim yang patut diwaspadai pada musim depan yakni Napoli dan Atalanta.

Pemilihan Napoli pada Antonio Conte sebagai pelatih sepertinya bertujuan untuk mengembalikan mentalitas pemenang Napoli.

Napoli yang meraih Scudetto dua musim lalu mengalami masa suram pada musim lalu. Di akhir musim, Napoli harus mengakhiri musim kompetesi di posisi ke-10. Karena itu, tugas Conte terbilang berat lantaran membangun kembali Napoli dari keterpurukan.

Kendati demikian, berbekal pengalaman pernah meraih trofi Liga Inggris bersama Chelsea musim 2016/17 dan Liga Italia dengan Inter Milan empat musim lalu membuat Napoli berasa tinggi pada Conte. 

Dengan ini, Conte menjadi faktor plus dari peluang Napoli menjadi tim yang patut diwaspadai pada Liga Italia musim depan.

Sementara itu, Atalanta memiliki performa impresif pada musim lalu. Salah satunya adalah keberhasilan Atalanta mengalahkan tim tak terkalahkan dari Bundesliga Jerman, Bayer Leverkusen dalam final Piala Liga Eropa pada bulan Mei lalu.

Selain itu, Atalanta juga berhasil tembus di partai final Coppa Italia. Hanya saja, tim asuhan pelatih Gian Piero Gasperini ini kalah dari Juventus. Kalau tidak, Atalanta bisa mengawinkan antara Coppa Italia dan trofi Liga Eropa pada musim lalu.

Di akhir musim lalu, Atalanta berada di posisi ke-4 klasemen dan berhak meraih satu tiket ke Liga Champions Eropa.

Berbekal pada pengalaman musim lalu, Atalanta patut diwaspadai pada musim depan. Gasperini masih dipercayakan sebagai pelatih dan susunan skuadnya tak begitu berubah.

Karena itu, pola permainan yang membuat Atalanta bisa bersaing di Eropa dan di Liga Italia pada musim lalu bisa tetap terjaga pada musim depan.

Terlepas dari pelbagai prediksi, satu hal yang pasti dari wajah Italia dalam empat musim terakhir adalah hegemoni satu klub tak terjadi. 

Dalam empat musim terakhir, Liga Italia selalu menghadirkan juara yang berbeda. Artinya, peluang juara baru bisa tercipta pada musim depan.

Salam Bola
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun