Dia menilai bahwa timnya tak mempunyai sosok yang sama persis dengan Kavin Philipps, salah satu pemain yang membantu Inggris tembus final Piala Eropa 2020. Philipps tak diikutsertakan lantaran performa yang tak stabil sejak pindah ke Man City hingga dipinjamkan ke West Ham.
Alasan Southgate itu sebenarnya tak perlu. Pasalnya, Southgate dan timnya  yang sudah menyeleksi 26 nama ke Jerman, dan seleksi itu dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, termasuk pertimbangan taktik dan strategi untuk tim.
Untuk itu, Southgate perlu mengubah sistem dengan memanfaatkan para pemain yang tersedia. Terlebih lagi, Southgate mempunyai gelandang seperti Declan Rice, Bellingham dan ikut membawa serta gelandang muda MU, K. Mainoo.
Malahan, Mainno lebih dimainkan sebagai pemain pengganti saat Soutgate menyadari bahwa C. Callagher yang nota bene pengganti Trent Alexander di lini tengah tampil tak begitu meyakinkan saat bermain kontra Slovenia.
Southgate terlihat tak begitu berani mengambil resiko untuk memainkan Mainoo atau pun Palmer sejak menit pertama di tiga laga kualifikasi grup. Dengan itu, akan sulit untuk memainkan duo pemain muda itu di babak 16 besar, yang mana tensi dan persaingannya lebih intens.
Di babak 16 besar, tantangan Timnas Inggris rada sulit. Apalagi jika Inggris bersua kontra tim-tim kuat. Kritik yang dilayangkan untuk Timnas Inggris memang membuat Southgate seperti terjepit. Namun, kritik-kritik bisa menjadi bahan evaluasi untuk laga-laga selanjutnya.
Salam Bola
.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H