Sejauh ini pengalaman saya, sekolah berasrama mengatasi persoalan kekerasan karena sistem kerja yang teratur. Tiap anak mempunyai pendamping yang siap melihat, memerhatikan, dan mengevaluasi peserta didik.
Pendamping mempunyai perang penting karena dia akan terus memotir setiap pergerakan anak di sekolah berasrama. Makanya, sangatlah dibutuhkan pendamping yang mau bekerja 24 jam sehari agar proses pendampingan pun berjalan baik.
Lalu, orangtua diberikan waktu untuk datang berkunjung. Paling tidak, sekali sebulan. Tujuannya, tak hanya anak bisa bertemu dengan keluarga, tetapi juga anak bisa berbagi cerita tentang pengalaman di asrama.
Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk keluar dari asrama. Biasanya disebut izinan umum di hari Minggu atau pun hari libur tertentu dengan jangka waktu tertentu. Maksudnya, agar peserta didik tak begitu asing dengan situasi di luar.
Sekolah berasrama tetap menjadi pilihan karena itu menjadi salah satu tempat yang kondusif untuk mendisiplinkan anak. Saya sendiri sudah merasakan dampak positif dari sekolah berasrama hingga saat ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H