Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Manfaat Sekolah Berasrama Jadi Motif Orangtua

10 September 2022   19:17 Diperbarui: 20 September 2022   16:30 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa pekan lalu, seorang ibu menceritakan niatnya untuk memasukan anak laki-lakinya dan keponakannya ke sekolah berasrama. Pilihan sekolah berasrama untuk keduanya pun berbeda.

Ibu itu menilai bahwa jika mereka ditempatkan di sekolah berasrama yang satu dan sama, tujuannya pun tak akan tercapai. Makanya, mereka harus dipisahkan.

Pilihan ibu itu dibuat ketika melihat dan memerhatikan tingkah laku dari anak laki-lakinya dan keponakannya di rumah. Keduanya kerap membuat onar, keluar rumah tanpa minta ijin, bahkan sudah berani untuk pulang ke rumah menjelang malam.

Ibu ini tak begitu kuat untuk menangani dua orang anak yang sementara masuk fase awal masa remaja. Kesibukan dan tuntutan dari bisnisnya membuatnya tak bisa membagi waktu dengan baik. Malahan, dia makin terbebankan dengan tingkah laku dari anaknya dan keponakannya.

Maka dari itu, dia memutuskan untuk memasukan mereka ke sekolah berasrama. Motifnya hanya satu agar kedisiplinan kedua anak itu terbentuk.

Ibu ini memilih sekolah berasrama yang relatif sama dalam metode pendampingan. Kebetulan ibu ini memilih sekolah berasrama yang dikelolah oleh kaum biarawan di dua kota berbeda.

Motif mendisiplinkan anak menjadi salah satu tujuan dari orangtua memasukkan anak di sekolah berasrama. Motif orangtua ini tentu saja terlahir karena sudah melihat dan merasakan hasil yang tercapai.

Umumnya, sekolah berasrama mempunyai seperangkat aturan yang mesti ditaati. Para siswa berjalan seturut aturan. Ketika seorang siswa tak mentaati aturan, dia bisa mendapat sanksi tertentu. Bahkan dia bisa dikeluarkan.

Pola seperti ini membentuk seorang siswa untuk hidup disiplin, tahu mengatur waktu, dan bahkan terbuka untuk menerima konsekuensi berupa sanksi saat melanggar aturan.

Saya sendiri merupakan bentukan sekolah berasrama di salah satu sekolah swasta di Flores. Sekolah berasrama Katolik. Tiga tahun di SMP dan tiga tahun di SMA berasrama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun