Pelbagai latar belakang pemain menghuni skuad Madrid. Para pemain bisa beradaptasi dan merasa sama di Madrid karena tak terikat pada kultur tertentu.Â
Barangkali yang membedakan di antara pemain adalah masa bermain dari setiap pemain, yakni antara pemain senior dan yunior. Namun mereka tak begitu terikat pada budaya tertentu.Â
Tantangannya, Madrid kehilangan pamor di timnas Spanyol atau pun pemain didikan akademi harus berupaya kuat untuk bersaing di tim utama.Â
Namun, pada sisi lain hal itu malah membangun iklim yang kondusif untuk para pemain dari luar. Mereka tak tertantang oleh kultur dan tradisi klub yang terikat pada konteks di mana klub itu berada.Â
Belum lagi kriteria pemain yang harus lebih disesuaikan dengan gaya atau filosofi permainan klub daripada gaya pelatih dan pemain.Â
DNA Barca dengan gaya Tika-taka kerap menjadi salah satu referensi dalam merekrut pemain baru.Â
Berbeda dengan Madrid yang tak semata-mata berpatok pada satu gaya. Kerap gaya pelatih yang perlu diikuti.Â
Misalnya, gaya permainan Madrid ketika menundukkan Liverpool. Madrid cenderung bermain bertahan mengkuti gaya permainan Ancelotti.Â
Situasi ini menguntungkan para pemain dan klub secara umum.
Sebaliknya, banyak pemain Barca yang harus menyesuaikan dengan gaya permainan yang telah digariskan dalam tim sejak lama.Â
Menimbang situasi ini, tak berlebihan jika menyatakan bahwa kekuatan Madrid akan terus mendominasi di La Liga Spanyol.Â