Sejauh ini, Klub menetapkan aturan di mana para pemain mesti tunduk pada kontrak yang diberikan klub. Apabila tak setuju, klub tak segan-segan untuk memberikan pintu keluar untuk pemain.Â
Masalahnya, Barca lebih cenderung mencari pemain jadi dan senior yang beharga murah.Â
Aubameyang dan D. Alves adalah dua contoh pemain yang didatangkan Barca pada bulan Januari lalu.Â
Belum lagi isu mendatangkan Robert Lewandowski dari Bayern Munchen.Â
Kendati para  pemain ini bisa memberikan kontribusi, namun fondasi permainan Barca tak kuat untuk jangka waktu yang lama.Â
Berbeda ketika pemain didatangkan saat masih muda dan ditempah bersama tim sejak dini seperti yang dilakukan Madrid.Â
Memang tak gampang, tetapi perkembangan mereka bisa membeirkan fondasi kuat pada tim dan memperbaiki performa tim secara umum.Â
Kedua, pola perekrutan di Madrid sangat bebas dari keterikatan latar belakang dan status budaya.
Bukan rahasia lagi jika konteks budaya Catalunya sangat melekat kuat dengan Barcelona. Â
Tak jarang, pemain baru asal Spanyol kerap diasosiasikan dengan kultur Catalunya.Â
Sementara di Madrid, situasinya lebih multibudaya. Pemain asal Spanyol tak begitu mendominasi. Pemain asal akademi juga tak begitu mencolok.Â