"Kenapa?"
"Pak Rafel meninggal dunia," katanya.
"Tidak mungkin."
"Benar," jawabnya sembari menunjukkan video CCTV di sebuah toko.
Dia ditembak oleh orang tak dikenal di depan pertokoan. Meninggal di tempat.Â
Aku kian terkejut. Bagaimana tidak, Pak Rafel tidak lain adalah ayah dari anak yang menceritakan tentang tangisan bayi di gereja tua tadi pagi. Rumahnya juga tidak jauh dari gereja tua. Hanya 20 meter.
"Apakah tangisan itu benar-benar menjadi tanda kepergian Pak Rafel. Entalah."
Yang pasti aku tidak mau mendengar tangisan bayi dari gereja tua itu selagi berada di rumah keluarga kami. Juga, aku tidak mau tahu mengapa tangisan bayi itu hadir di gereja tua itu. Biarkan gereja tua itu berdiam dalam bisu di tengah malam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H