Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanda Tangisan Bayi dari Gereja Tua

6 November 2020   22:02 Diperbarui: 6 November 2020   22:09 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa?"

"Pak Rafel meninggal dunia," katanya.

"Tidak mungkin."

"Benar," jawabnya sembari menunjukkan video CCTV di sebuah toko.

Dia ditembak oleh orang tak dikenal di depan pertokoan. Meninggal di tempat. 

Aku kian terkejut. Bagaimana tidak, Pak Rafel tidak lain adalah ayah dari anak yang menceritakan tentang tangisan bayi di gereja tua tadi pagi. Rumahnya juga tidak jauh dari gereja tua. Hanya 20 meter.

"Apakah tangisan itu benar-benar menjadi tanda kepergian Pak Rafel. Entalah."

Yang pasti aku tidak mau  mendengar tangisan bayi dari gereja tua itu selagi berada di rumah keluarga kami. Juga, aku tidak mau tahu mengapa tangisan bayi itu hadir di gereja tua itu. Biarkan gereja tua itu berdiam dalam bisu di tengah malam. 

Gobin Dd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun