Mohon tunggu...
Donny Adi Wiguna ST MA CFP
Donny Adi Wiguna ST MA CFP Mohon Tunggu... Konsultan - CERTIFIED FINANCIAL PLANNER, Theolog, IT Consultant, Photographer, dan Guru bikin Kue dan Roti

Konsultan Perencana Keuangan di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perencana Keuangan di Tengah Ketidakpastian

7 Oktober 2022   19:19 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:26 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat belum lama ini ada berita, perusahaan di Korea Selatan tidak lagi memproduksi chip terbaru teknologi tinggi. Mungkin produk flagship akan menghilang tahun depan.

Lihat siapa yang keracunan karena menelan US Dollar, di sana ada masalah. Oops, semua memakai US Dollar. Semua bermasalah. Dulu 2008 dunia meramaikan gelembung Subprime Mortgage. Kini yang diributkan adalah gelembung segala sesuatu, sebab segala sesuatu bersentuhan dengan US Dollar.

Akibatnya: semua penilaian akan pasar efek: saham, obligasi, pasar uang, juga pada aset tetap seperti properti -- semua terancam perubahan sangat besar jika dunia mengalami depresi global, yang bisa terjadi tahun 2023.

Apakah SEMUA HANCUR? TIDAK, syukurlah bahwa Indonesia tidak sedalam itu terkait US Dollar. Tetapi usaha-usaha di Kota Besar seperti DKI Jakarta lebih banyak bersentuhan, maka mungkin akan mengalami dampak yang terasa lebih keras, dibandingkan Kota Bandung, misalnya. Pengusaha yang jualan Cireng dan Combro, yang seluruh bahan bakunya -- singkong, oncom -- produk lokal, tetap berproduksi, berjualan, memperoleh untung.

Perusahaan berteknologi tinggi di Jakarta yang beli alat dari luar negeri dalam US Dollar dan membayar cicilan, padahal inflasi terjadi juga di Indonesia, sedikit banyak akan lebih pusing tujuh keliling. Pasar saham yang banyak dipengaruhi oleh pembeli asing, mungkin melihat penurunan tajam kapitalisasi, karena orang-orang asing itu menarik dana mereka.

BERINVESTASILAH PADA USAHA DALAM NEGERI, menjadi acuan pertama saran saya dalam menghadapi resesi global atau depresi tahun depan. Usaha dalam negeri yang baik, yang dijalankan dengan teknologi tinggi (hei, orang Indonesia juga mampu kok), pasti masih mampu bekerja dengan baik walaupun US Dollar menggila.

PAKAILAH PRODUKSI DALAM NEGERI, untuk memelihara kelangsungan ekonomi domestik, dan kalau saya tidak keliru, ini yang membuat kita bertahan walau tsunami ekonomi hebat melanda dunia. Kita mempunyai 2 kelebihan: pertama Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang banyak, dan kedua Indonesia mempunyai KEBERAGAMAN penduduk dari Barat ke Timur.

Indonesia bisa menjadi seperti dunia sendiri, di mana dari Barat jual ke Timur, dari Timur jual ke Barat. Dan kita memenuhi segala kebutuhan kita sendiri, karena saat ini sudah ada jaringan komunikasi, ada infrastruktur, ada tol laut. Ada banyak lapangan terbang yang baru (semoga harga avtur turun banyak).

BANGUNLAH ASET PRODUKTIF DI SEKITAR DIRI KITA, sehingga kita mampu menjadi produktif untuk jangka menengah - jangka panjang. Dibutuhkan lebih banyak pengusaha UMKM, karena status karyawan menjadi lebih sukar untuk naik bagi korporasi yang besar. Tetapi unit usaha yang kecil justru dapat bertahan dan berkembang lebih baik. SETIAP ORANG BISA JADI PENGUSAHA, dengan perijinan dan permodalan yang dipermudah dan dibantu oleh pemerintah.

KALAU TIDAK MAMPU SENDIRI, JADILAH ANGGOTA KOPERASI, yang beroperasi di bidang yang cocok dengan diri kita, sehingga bersama-sama anggota yang lain dapat membangun koperasi bertumbuh dan produktif. Tidak harus bekerja sendiri, kalau bisa bekerja bersama-sama. Tentunya di sini dibutuhkan kejujuran dan ketulusan.

Bagaimana merencanakan Pendidikan Anak? Bagaimana merencanakan Pensiun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun