Mohon tunggu...
Donny Adi Wiguna ST MA CFP
Donny Adi Wiguna ST MA CFP Mohon Tunggu... Konsultan - CERTIFIED FINANCIAL PLANNER, Theolog, IT Consultant, Photographer, dan Guru bikin Kue dan Roti

Konsultan Perencana Keuangan di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perencana Keuangan di Tengah Ketidakpastian

7 Oktober 2022   19:19 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:26 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa sangat awam dalam menilai saham dan obligasi dan pasar uang? Tidak usah pusing, serahkan saja dana ke dalam Reksa Dana Campuran, di mana perusahaan Manajemen Aset akan mengelola membeli saham dan obligasi dan pasar uang mengikuti kondisi. Di sini ada Manajer Investasi yang membuat pilihan dan hasil investasi yang sangat berbeda-beda.

Merasa diri lebih agresif dan berani ambil risiko, namun pusing dalam memilih saham? Tidak usah bingung, serahkan saja dana ke dalam Reksa Dana Saham. Manajer Investasi akan membeli saham menurut klasifikasi tertentu, yang dinyatakan di dalam Prospektus yang mereka keluarkan.

Merasa diri mencari keamanan, ingin investasi yang lebih tenang stabil dan tidak banyak risiko? Mudah saja, serahkan saja dana ke dalam Reksa Dana Pendapatan Tetap. Manajer Investasi akan membeli obligasi menurut klasifikasinya, sekali lagi pelajarilah Prospektus dari Reksa Dana.

Atau pusing menaruh dana di bank mana yang bagus memberikan bunga deposito? Serahkan saja dana ke Reksa Dana Pasar Uang. Manajer Investasi akan menaruh dana di deposito dan instrumen pasar uang yang memberikan pengembalian terbaik.

Ini semua adalah pilihan efek alias surat berharga di pasar modal. Tentunya masih ada pilihan berinvestasi di properti, atau investasi di benda antik. Itu pilihan yang bisa diambil. Semua investasi dilakukan dengan satu tujuan: memelihara nilai riil dari harta yang diperoleh, sebab nilai uang tunai yang kita pegang merosot dari waktu ke waktu, tererosi oleh inflasi.

Nilai dari investasi membesar karena tiga hal. Yang pertama, memang nilai investasi meningkat, karena lebih banyak yang ingin membeli dibandingkan yang menjual. Kalau terjadi sebaliknya, lebih banyak yang menjual daripada membeli, maka harga akan menurun.

Yang kedua, nilai investasi meningkat karena aset tersebut menghasilkan uang, entah berupa dividen saham, atau berupa kupon obligasi. Atau kalau berinvestasi di properti yang dibuat jadi tempat kost, ada uang sewa kost yang diterima. Dalam hal ini, diasumsikan seluruh uang yang diterima terus diinvestasikan kembali.

Yang ketiga, nilai investasi meningkat karena investor menambahkan dananya. Ada beberapa cara seperti Dollar Cost Averaging di mana investor membuat jadwal teratur setiap bulan pada tanggal yang sama menambah dana ke dalam investasinya. Ini adalah cara yang sering disebut orang tua kita: ayo menabung, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.

Proses berinvestasi pada hakekatnya menaruh dana ke dalam "vest" -- itu lho, baju yang dipakai oleh pemburu, yang punya banyak kantung. Kadang ditaruh di kantung kiri, kadang di kantung kanan, atau mungkin pindah-pindah kantung kiri dan kanan. Orang yang berinvestasi menunda konsumsinya pada hari ini, dengan tujuan agar kelak di kemudian hari, di masa depan yang jauh, dapat mengkonsumsi jauh lebih besar, dapat membayar apa yang harus dibayar pada saatnya kelak.

Kebanyakan orang tidak memulai investasi dengan nilai yang besar, melainkan mengumpulkan nilai investasi dengan menambahkan secara teratur (atau tidak teratur). Yang disarankan adalah lebih dahulu berinvestasi dari pendapatan sebelum melakukan konsumsi lain. Tujuannya, nanti untuk bayar uang masuk anak ke Perguruan Tinggi. Tujuan lain, nanti untuk biaya hidup setelah pensiun. Begitulah rencana keuangan dibuat.

Apakah rencana keuangan pasti berjalan sesuai rencana? Tentu tidak. Bisa terjadi musibah mendadak pada diri kita, misalnya mengalami sakit berat, harus dioperasi dan tagihannya besar. Tidak ada yang merencanakan untuk sakit, apalagi meninggal dunia. Tetapi di atas bumi ini, ada saja terjadi demikian. Maka, ada lembaga keuangan yang disebut ASURANSI untuk menghindari konsekuensi finansial yang muncul dalam suatu musibah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun