Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membedah Analogi Ngawur dari Brili Agung

12 Oktober 2016   02:01 Diperbarui: 12 Oktober 2016   02:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat ini seolah menganalogikan profesi AHOK sebagai pejabat Gubernur yang sah sesuai konstitusi dengan pedagang barang haram (babi dan khamr) dan bandar judi. Menurut saya, dalam kalimat ini, Brili sudah melakukan kesalahan fatal dan keterlaluan.

ANALOGI NGAWUR YANG KETIGA

Analogi ngawur berikutnya adalah dalam kalimat  berikut :

“Bandar judi dan produsen vodka pun protes, “Anda jangan mau dibohongi Ustadz pakai Surat Al Maidah Ayat 90”. “Pedagang babi lalu komplain. “Anda jangan mau dibohongi Ustadz pake Surat Al Maidah Ayat 3”.

Didalam kalimat ini, seolah-olah Brili menganalogikan AHOK dengan Bandar Judi dan produsen MiRas (Vodka) dan pedagang Babi. Disisi lain, pihak yang di nilai AHOK sebagai oknum yang menyalahgunakan tafsir ayat Al Maidah 51 (untuk tujuan yang tidak semsetinya) dianalogikan dengan Ustadz (pemuka agama). Menurut saya, disini Brili semakin ngawur dalam membuat analogi.

ANALOGI NGAWUR YANG KEEMPAT

Bahkan hingga sampai pada kalimat terakhirpun, Brili masih menggunakan analogi ngawur yaitu :

“Katakanlah kinerja Pak Basuki ibarat makanan yang sangat enak (walaupun tentu saja ini debatable) , bungkus makanan ini sangat kotor. Saya ambil analogi makanan kesukaan saya adalah Mie Ayam. Saya akan menolak memakan mie ayam itu jika dibungkus memakai kulit babi yang busuk. Namun saya akan memakan mie ayam tersebut jika dibungkus dengan wadah yang bersih dan halal.

Jika ada dua pilihan untuk masyarakat Jakarta:
1. Makanan enak namun bungkusnya kotor dan haram
2. Makanan enak dan bungkusnya bersih dan halal”

Menurut saya, Brili semakin kurang ajar dengan menganalogikan keberadaan  AHOK sebegai Gubernur seperti makanan (mie ayam) yang dibungkus dengan kulit babi yang busuk. Brili dalam hal ini justru telah menistakan AHOK dengan analogi ngawurnya itu. Kulit Babi itu adalah barang haram bagi umat muslim, apalagi yang busuk. Apakah layak bila AHOK dianalogikan oleh Brili sebagai barang haram yang busuk?

Bila kita mau mempergunakan logika berpikir yang benar,  maka akan tampak dengan jelas bahwa semua yang digunakan oleh Brilli adalah ANALOGI NGAWUR semata, dan bahkan cenderung menistakan atau mendeskreditkan AHOK sebagai pejabat Gubernur DKI yang sah secara hukum. Brili melalui tulisannya, bukan memberi pencerahan, tapi justru membuat runyam persoalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun