Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membedah Analogi Ngawur dari Brili Agung

12 Oktober 2016   02:01 Diperbarui: 12 Oktober 2016   02:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analogi yang digunakan Brili :

“Anda dipukul orang pakai penggaris.”

Sepintas, kedua kalimat memiliki struktur kalimat yang sama dan dapat dikaitkan secara analogis, tapi bila ditelaah lebih lanjut, kedua kalimat tersebut tak ada kaitan analoginya dan justru Brili sendiri yang menyangkalnya melalui kalimat berikutnya yaitu :

“Penggaris memang bersifat netral. Bisa dipakai menggaris, memukul dan yang lainnya tergantung predikatnya. Yang menentukan apakah si penggaris ini fungsinya menjadi positif atau negatif adalah predikatnya.”

Disini Brili menganalogikan surat ‘AL-Maidah 51’ dengan ‘penggaris’. Penggaris sebagai alat, menurutnya adalah bersifat netral, dalam arti  tergantung kepada orang (subyek) yang menggunakannya. Sedangkan Al-Maidah 51 tidak berfungsi sebagaimana penggaris, yang bersifat netral dan tergantung dengan penggunakanya.

Begini penjelasan saya:

Si A menggunakan penggaris sebagai alat untuk membuat garis (perilaku positif). Sedangkan si B menggunakan penggaris untuk untuk memukul (perilaku negatif). Jadi penggaris secara umum bisa digunakan oleh manusia dalam berperilaku positif maupun negatif.

Sedangkan Surat Al-Maidah 51, bukanlah alat yang bisa digunakan dalam berperilaku positif atau negatif. Surat Al Maidah adalah terdiri dari ayat-ayat yang merupakan Firman Allah SWT, yang harus di patuhi atau ditaati oleh umat muslim (pemeluk agama Islam). Jadi sangat jelas disini bahwa Firman Allah tak bisa dianalogikan sebagai sebuah alat yang digunakan oleh manusia dalam berperilaku.

Maksud AHOK dengan penyataannya itu  adalah bahwa ada sebagian oknum yang menggunakan penafsiran yang keliru terhadap Surat Al-Maidah ayat 51 demi tujuan tertentu untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Jadi tak ada kaitannya dengan Al-Maidah sebagai alat untuk berbohong atau melakukan perilaku negatip. Hal ini juga diakui sendiri oleh Brili dengan kalimatnya :

“Kesimpulan saya, dengan makna sejelas ini surat Al Maidah 51 TIDAK BISA DIJADIKAN ALAT UNTUK BERBOHONG”

Nah sampai disini telah jelas bahwa Brili telah meruntuhkan analoginya sendiri. Sudah analogi ngawur, diruntuhkan sendiri pula..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun