Kebangkitan agama ini disebabkan karena terjadinya pergesekan sosial diantara manusia dengan mobilisasi sosialnya secara terus menerus yang menyebabkan manusia mengalami frustasi dan kehampaan spritual.Â
Hal ini kemudian mengakibatkan terjadinya eskapisme manusia terhadap agama pinggiran yang tidak terikat secara hierarkis dan organisatoris dengan Agama besar (baca: Kristen) yang pada perkembangannya kegiatan ini kemudian melahirkan gerakan agama yang fundamentalis di Barat, seperti Childrens of Gods, Christian Identity, Divine Light Mission, Yahweh ben Yahweh dan People's Temple.Â
Harun Nasution mengajukan tesis menarik mengenai pentingnya keselarasan diantara ilmu pengetahuan dengan agama. Menurutnya, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya di Barat, tetapi jauh dari jiwa agama, sehingga yang terjadi adalah ilmu pengetahuan yang sekuler.Â
Sebaliknya, di Timur masyarakatnya taat beribadah tetapi lemah ilmu dan moralnya, sehingga muncul bentuk sekularisasi juga dalam umat beragama. Kemudian dia memberikan alternatif agar ilmu dengan agama dapat berjalan dengan seimbang.Â
Pertama, menyesuaikan ilmu pengetahuan dan filsafat yang sekuler dengan ajaran dasar agama, sehingga akan diperoleh filsafat dan ilmu pengetahuan yang agamis.
Kedua. Mengutamakan moral umat beragama, disamping pengajaran ibadat dan syari'at sehingga terciptalah umat yang berakhlak mulia.
Berdasarkan berbagai kenyataan diatas maka pada dasarnya peran agama akan mendapatkan hegemoninya kembali sebagai konsep paling esensial dan fundamental dalam kehidupan manusia.Â
Berbagai kemajuan yang diperoleh manusia hanya memberikan makna yang bersifat tentatif, sebaliknya manusia merindukan agama sebagai arah yang dapat mewujudkan tujuan dan makna kehidupan (meaning and purpose of life) manusia dalam kesemestaan makna.Â
Disamping itu, agama juga dapat mulai dibutuhkan untuk menjadi kontrol moral dan etika bagi ilmuwan sehingga ilmu pengetahuan yang dihasilkan akan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan sosialnya. Sehingga tepat seperti yang dikatakan oleh J. Milton Yinger bahwa agama merupakan lembaga residual yang tetap selalu ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI