Mohon tunggu...
Don Eskapete
Don Eskapete Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

who am i?

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Angklung Ramadhan

30 Mei 2018   11:51 Diperbarui: 30 Mei 2018   18:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa?" tanya Rahma. "Itu kayaknya Toro. Ada apa dia di sini ya?" 

Mereka bergegas menuju ke tempat tersebut.

"Hai, Toro. Kok ada di sini?" tanya Dzul.

"Eh, teman-teman. Iya, aku lagi bantu bapak ibuku di sini," jawab Toro.

"Ini angklung kan?" Dimas ganti bertanya.

"Iya, ini angklung," jawab Toro lagi. Dipegangnya salah satu alat musik dari bambu itu, lalu digoyangnya perlahan. Terdengarlah bunyi khas yang enak didengar. 

"Tiap sore aku ke sini, makanya nggak bisa ikut kumpul lama-lama sama kalian di kelas," lanjut Toro. "Ibuku ada si sana, jualan takjil. Aku di sini mencoba jualan angklung-angklung ini. Nanti bapak sebentar lagi menyusul ke sini."

"Wah, bagus banget dong ini," kata Subhan. "Kamu sudah bisa belajar berwirausaha dari kecil. Belajar mandiri."

"Iya, lumayan bisa buat nambah uang beli buku dan jajan," kata Toro sambil tertawa kecil.

Tak lama kemudian datang seorang laki-laki dewasa. Laki-laki itu mengenakan peci hitam, baju lengan pendek berwarna putih dan celana hitam.

"Teman-teman, perkenalkan. Ini bapakku," kata Toro memperkenalkan laki-laki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun