Mohon tunggu...
Dona Tian Wardhana
Dona Tian Wardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa Universitas Negeri Semarang

Saya adalah mahasiswa S1 Psikologi di Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013, Lebih Efektif Mana?

1 Juni 2023   13:00 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:27 4824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa sih kurikulum itu?

Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan hal yang paling penting. Hal ini dikarenakan kurikulum merupakan pedoman bagi pengajar dalam menjalankan proses belajar kepada peserta didik. 

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 9 dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat pengaturan yang berisikan rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu. 

Kurikulum di Indonesia sendiri sudah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan ini dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan hingga saat ini yang digunakan yaitu Kurikulum Merdeka. Dalam artikel ini, kita akan lebih memfokuskan mengenai perubahan dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka.

Kurikulum 2013 ini diterapkan di Indonesia pada tahun 2013. Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam berbagai aspek, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Kurikulum 2013 berfokus pada pendekatan saintifik, pembelajaran aktif, dan pengembangan karakter.

Sementara itu, Kurikulum Merdeka mulai diperkenalkan pada tahun 2021 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah memiliki kebebasan untuk menentukan materi pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi siswa.

Apa perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka?

Kurikulum 2013 (K13) diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013 dengan fokus pada pembelajaran yang lebih berbasis kompetensi dan karakter. Kurikulum ini menekankan pentingnya pengembangan kompetensi dan karakter siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, Kurikulum 2013 dapat dianggap sebagai suatu pendekatan kurikulum yang berorientasi pada pengembangan kompetensi, karakter, dan literasi siswa. 

Kurikulum Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan kurikulum yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya, sambil tetap memperhatikan kebutuhan kontekstual masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah mencapai pembelajaran yang optimal dan berdaya saing global (Kemendikbud,  2020).

Menurut Santoso (2020) Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih besar bagi sekolah dalam mengatur dan menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di setiap sekolah, sementara Kurikulum 2013 memiliki standar yang lebih konsisten dan terukur dalam hal isi kurikulum. Dalam hal ini Kurikulum Merdeka lebih menitikberatkan terhadap pengembangan karakter siswa, sementara Kurikulum 2013 berfokus terhadap pengembangan kompetensi.

Beberapa perbedaan lainnya yaitu dalam hal tujuan kompetensi, Kurikulum 2013 tertuju pada Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan komponen utama yang terdiri dari serangkaian lingkup dan urutan yang dikategorikan ke dalam 4 Kompetensi Inti (KI) meliputi Sikap Sosial, Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Spiritual. 

Sementara pada Kurikulum Merdeka, kompetensi yang dituju dituangkan dalam capaian belajar yang disusun dalam beberapa fase. Capaian belajar ini mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disusun dalam sebuah paragraf yang saling terhubung. Tujuannya adalah untuk mencapai, memperkuat, dan meningkatkan kompetensi siswa.

Perangkat ajar yang umumnya digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah buku non-teks dan buku teks. Sedangkan Kurikulum Merdeka menyediakan berbagai perangkat ajar, baik dalam bentuk buku teks dan nonteks, untuk mendukung proses pembelajaran yang adaptif dan fleksibel. Perangkat ajar tersebut meliputi ATP (aliran tujuan pembelajaran), kurikulum operasional satuan pendidikan, modul ajar dan contoh projek untuk memperkuat profil pembelajaran Pancasila.

Pro dan Kontra Kurikulum Merdeka

Ada empat kebijakan dari kurikulum merdeka yang menuai pro kontra masyarakat, antara lain digantinya UN dengan AKM dan SK, dihapusnya USBN, RPP yang lebih sederhana, dan dilaksanakannya PPDB zonasi.  Banyak masyarakat yang pro dengan dihapusnya UN, mereka beranggapan bahwa UN cenderung membuat siswa berbuat curang dan kurang memiliki kaitan dengan minat dan bakat siswa. Selain itu, masyarakat juga pro dengan kebijakan dihapusnya USBN. 

USBN dianggap hanya sebagai formalitas dan tidak memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Selain masyarakat yang pro dengan kebijakan tersebut, masyarakat juga kontra terhadap kebijakan PPDB zonasi. Masyarakat menganggap kebijakan ini tidak efektif, karena membuat siswa yang berprestasi menjadi terabaikan, menimbulkan proses pembelajaran yang kurang efektif, dan dapat menyebabkan lingkup belajar yang buruk.

Program merdeka belajar yang diterapkan pemerintah ini, pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga menimbulkan pro kontra di berbagai kalangan masyarakat. Kelebihan dan kekurangannya antara lain :

Kelebihannya : 

1. Siswa menjadi lebih bebas dalam berekspresi, 

Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, tidak diatur oleh satu pelajaran saja, sehingga siswa dapat belajar sesuai minat dan potensinya masing masing.

2. Siswa tidak dituntut untuk sama antara siswa lainnya

Program pendidikan sebelumnya menargetkan siswa untuk unggul di bidang akademik saja, namun program ini ternyata membuat siswa menjadi istimewa, karena mereka memiliki skill yang berbeda beda. Selain itu, guru juga harus selalu menemani siswanya agar selalu semangat dalam mengenali bakatnya dan tidak mudah putus asa.

3. Rpp 1 lembar

Adanya rpp 1 lembar dapat mengurangi beban guru, sehingga guru menjadi lebih fokus dalam membimbing, mengarahkan, dan mendampingi siswa dalam setiap proses pembelajaran.

Kekurangannya :

1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit dibanding dengan kurikulum sebelumnya

Kebebasan siswa dalam berekspresi pastinya membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan banyak. Hal ini dikarenakan, setiap siswa memiliki proses dan cara memahami yang berbeda-beda.

2. Guru yang sesuai kualitas kurang tersedia

Agar tujuan dari program pendidikan ini tercapai, pastinya membutuhkan guru yang berkompetensi dalam mengajar (sesuai standar pengajar kurikulum ini). Kurangnya guru yang sesuai, disebabkan karena kurangnya pengalaman guru yang sesuai dengan program ini.

3. Referensi yang digunakan masih sedikit

Referensi dan rujukan seperti buku, yang digunakan untuk bahan belajar, ketersediaannya masih sedikit. Sehingga agar program ini terwujud, perlu adanya bahan ajar yang memenuhi dan lebih efisien.

Teori pendukung mengenai K13 dan Kurikulum Merdeka

Beberapa teori pendukung yang ada di antaranya : 

1. Teori Pembelajaran Konstruktivis

Teori ini menekankan pada pentingnya peran guru sebagai fasilitator yang dapat membantu siswa membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri melalui pengalaman belajar yang menantang dan terstruktur. Dalam konteks Kurikulum 2013, guru harus siap untuk melaksanakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menekankan pada pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek.

2. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Teori ini menekankan pada pentingnya pengajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, guru perlu memahami tahap perkembangan kognitif siswa dan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahap tersebut. Dalam konteks Kurikulum 2013, guru perlu siap untuk merancang dan mengelola pengalaman pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang mendalam dan terintegrasi.

3. Teori Pembelajaran Berbasis Masalah

Teori ini menekankan pada pentingnya pembelajaran yang berpusat pada masalah dan konteks nyata. Dalam konteks Kurikulum 2013, guru harus siap untuk mengembangkan dan mengelola pengalaman pembelajaran yang berfokus pada masalah yang relevan dan menantang, yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata.

4. Teori Belajar Kooperatif

Teori ini menekankan pada pentingnya pembelajaran yang melibatkan kerja sama dan kolaborasi antara siswa. Dalam konteks Kurikulum 2013, guru harus siap untuk mengembangkan dan mengelola pengalaman pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara kooperatif dan saling mendukung dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa pergantian Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka ini memberikan perubahan dalam dunia pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan cara belajar dimana peserta didik tidak dituntut untuk memiliki cara belajar yang sama melainkan peserta didik diberikan kebebasan dalam mengakses ilmu yang ada. Namun, tetap saja masih ada kekurangan pergantian kurikulum ini, seperti keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dan juga tenaga pengajar yang kurang mendapat pelatihan mengenai Kurikulum Merdeka yang membuat kurangnya efektifitas penerapan kurikulum ini disekolah. Oleh karena ini, masih perlu perhatian lebih terhadap penerapan kurikulum ini, baik dari segi ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung serta kesiapan tenaga pengajar dalam pengamplikasian Kurikulum Merdeka ini.

REFERENSI

Damayanti, S. (2023). Penerapan Kurikulum Merdeka Di SMAN 1 Sumberpucung Pada Masa Peralihan Dari Kurikulum 2013. Proceedings Series of Educational Studies, 1(1).

Hadi, L. (2020). Pro dan Kontra Merdeka Belajar. Jurnal ilmiah wahana pendidikan, 6(4), 812-818.

Kompas Cyber Media. (2 Juli 2021). Kurikulum: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Dan Komponennya. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/02/101008069/kurikulum-pengertian-fungsi-tujuan-dan-komponennya?page=all 

Nelisma, Y. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Perspektif Manajemen Pendidikan Islam. Al-Fahim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 158-172.

Sari, F. I., Sunendar, D., & Anshori, D. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka . Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(1), 146--151.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun