Mohon tunggu...
Donald Sitompul
Donald Sitompul Mohon Tunggu... -

I'm cool.........

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lampion Merah buat Mey

31 Januari 2011   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:01 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mey menyukai suasana Imlek atau Sin Chia (Tahun Baru Tionghoa), mengenang saat-saat indah tatkala cici-cicinya masih tinggal di rumah besar ini, satu persatu cicinya pergi, Lily ikut suami ke Belanda, Melani juga demikian ikut sang suami ke Bandung menjalankan usaha keluarga suaminya, koko Sandy yang dipanggil Sansan melanjutkan sekolah ke Amrik, dan tak ada kabar sampai sekarang, barangkali sibuk berkencan dengan perempuan bule, entah kapan ia menyelesaikan sekolah. Tinggallah ia sendiri bersama papa, mama dan omanya...

Lamunan Mey melayang, tiap tahun pada waktu dekat Sin Chia, mama dan nenek selalu sibuk membersihkan rumah, mengecat pintu dan jendela-jendela dan mengapur tembok serta ruang pemujaan kepada leluhur di pavilion sebelah rumahnya. Tantenya, adik-adik mama repot menyuruh pembantu rumah, termasuk bibi Iyah menumbuk ketan sebagai bahan membuat Kue Satu, yang dicetak di cetakan kayu.

[caption id="attachment_87952" align="alignleft" width="300" caption="Kue-kue Imlek"]

12964899651321212448
12964899651321212448
[/caption]

Mey ingat semua. Bersama cici-cici, harap-harap cemas menantikan hasil cetakan kue satu, semoga tidak semua berhasil dibuat dengan baik. Cetakan kue satu yang tidak bagus tak akan disuguhkan buat tamu, tapi dibagikan kepada Mey dan cici-cicinya, mereka selalu berebutan mengambil. Tak ketinggalan, selalu menjadi kenangan lucu, saat ia memamerkan baju dan celana baru dari sutera, disebut phangsi, yang hitam outiu dan yang putih pehtiu, bahkan sutera kuncir (thaucang) pun minta diganti yang baru. Iiiiiihhh.... Mey merinding, bergetar dadanya saat mengenang senangnya bersolek dan memantas-mantaskan dandanan bersama Lily dan Melani.

Kembang api serta petasan tak lepas dari kenangan Mey kecil. Mercon, katanya, dibeli koko Sansan untuk memeriahkan malam tahun baru dan hari raya Imlek. Selain melakukan paychia (memberi selamat tahun baru) kepada mereka yang lebih tua, ada hal yang paling dinantikannya, yaitu angpau (amplop berwarna merah berisi uang).

Momen itu semua mendebarkannya, bersama koko dan cici, Mey mulai menghitung-hitung berapa perolehan angpau masing-masing. Kakaknya selalu menggodanya, Mey kamu sudah mikirin mau beli komik apa saja dari angpaunya? Aah, kakak... Selalu mengganggunya saat ia mengumpulkan satu persatu amplop merah di kantong bajunya, segumpalan amplop yang didapat dari keluarga papa atau mama yang berkunjung ke rumah dan tentu angpau dari papa dan mama atau oma (dan opa saat masih hidup) paling ditunggu, karena diyakini paling tebal isinya..... Hihihihi.....

Menggelikan? Tentu. Maklum, saat itu Mey tak tahu pasti soal makna angpau dan beragam hal-hal yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek, seperti atraksi barongsay dan sembahyang leluhur.

Belakangan Mey tahu, papa menceritakannya, "Angpau memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujarnya.

Tradisi Tionghoa yang telah berlangsung sejak lama. Ditambahkannya, dalam tradisi Konghucu, pemberian angpau dilakukan tujuh hari menjelang Tahun Baru Imlek. "Harinya disebut Hari Persaudaraan. Ini mewajibkan orang yang merayakan Tahun Baru Imlek membantu sesama yang tak mampu merayakannya."

Menjadi modern, bukan berarti kita melupakan leluhur, jati diri kita, sayang...” papa menambahkan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun