Mohon tunggu...
Domingos De Araujo
Domingos De Araujo Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menjadikan warga negaranya bertumbuh dan berkembang secara utuh ke arah yang lebih manusiawi

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Asal Usul Pohon Sagu

12 Juli 2016   15:43 Diperbarui: 1 April 2017   08:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teweraut : Ayo, marilah kita berterima kasih kepada Biwirpits karena dia sudah berkorban untuk kehidupan kita (memeluk pohon sagu, mencium dan meratapinya dengan tangisan pelepasan)

Istri-istri lain : (Sambil mencabut anakan sagu) Ayo, kita cabut anakan sagu yang ada di sini dan kita tanam di tempat lain agar anak cucu kita tidak kelaparan.

Narator : Setelah mereka menanam pohon sagu mereka pulang sambil menangis. Hal ini mereka lakukan untuk menghargai pengorbanan Biwirpits dan juga menjaga kelangsungan hidup pohon sagu yang memberi hidup kepada masyarakat Asmat sampai saat ini. Pengorbanan Biwirpits menunjukkan kepada kita betapa penting kita menjaga dan memelihara makanan pokok yang sudah ada dari dulu. Menjaga dan memelihara pohon sagu dengan baik itu artinya kita menghargai budaya kita yang telah memberi kita kehidupan, sengaja melupakan dan tidak memelihara sagu berarti menyangkal diri kita sendiri sebagai orang Asmat dan ini menujukkan bahwa kita sudah memaksakan diri untuk tercabut dari akar budaya yang telah menghidupi kita sejak ratusan tahun yang lalu. Apakah kita mau di panggil orang yang tak berbudaya? ataukah kita mau dipanggil sebagai orang-orang yang penghancur budaya sendiri? jika tidak mau disebut demikian marilah kita menjaga dan menanam kembali sagu-sagu di tanah Asmat, jagalah dusun-dusun kita yang masih ada pohon sagu, Janganlah menghancurkan bibit sagu yang baru tumbuh di tanah Asmat karena orang memberi kawok, gula, kopi dan mie instan yang ujung-ujungnya membuat kita lapar selama hidup. Pemerintah buatlah suatu kebijakan yang baik agar tepun sagu Asmat menjadi komoditi yang dapat dikirim keluar sehingga dapat menambah penghasilang bagi masyarakatmu. Sagu makananku dan sagu pulahlah yang menjadi simbol aku adalah anak asmat. Dormomooooo . . .

  1. Asal cerita : Suku Asmat Versi Rumpun Mbait
  2. Ditulis Oleh : Bpk. Yuvensius A. Biakai (mantan Bupati Asmat)
  3. Naskah Sosio Drama : Domingos De Araujo (Guru SD Satu Atap Asmat)
  4. Naskah ini telah dibawakan dalam sosio drama Festival Beworpits dan Teweraut 2016 dan mendapat juara II, yang dimainkan oleh Sanggar Asmat Disemet Sekolah Satu Atap Berpola Asrama Khas Asmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun