“ biarlah kami yang membawa barang barangmu, “ kata lelaki di dalam rombongan itu menawarkan jasa mereka.
“ Tidak, teruskanlah perjalanan kalian, “ kata Rabi’ah. “ Bukan tujuanku untuk menjadi beban kalian. “
Rombongan itu meneruskan perjalanan dan meninggalkan Rabi’ah seorang diri.
“ Ya Allah, “ Rabi’ah berseru sambal menengadahkan kepala. “ Beginikah caranya raja raja memperlakukan seorang wanita yang tak berdaya di tempat yang masih asing baginya ? Engkau telah memanggilku ke rumah-Mu, tetapi di tengah perjalanan Engkau membunuh keledaiku dan meninggalkanku sebatangkara di tengah tengah padang pasir ini. “
Belum lagi Rabi’ah selesai mengucapkan kata kata ini, tanpa di duga keledai itu bergerak berdiri. Rabi’ah meletakkan barang barang ke atas punggung binatang itu dan melanjutkan perjalanannya.
Beberapa hari lamanya Rabi’ah meneruskan perjalanannya menempuh padang pasir, sebelum ia berhenti ia berseru kepada Allah : “ Ya Allah aku sudah letih. Ke arah manakah yang harus ku tuju ? Aku ini hanyalah segumpal tanah sedang rumah-Mu terbuat dari batu. Ya Allah aku bermohon kepada-Mu, tunjukkanlah diri-Mu. ”
Allah berfirman kepada hati sanubari Rabi’ah : “ Rabi’ah Engkau sedang berada di atas sumber kehidupan delapan belas ribu dunia. Tidaklah engkau ingat betapa Musa telah bermohon untuk mrlihat-Ku dan gunung gunung terpecah pecah menjadi empat puluh keeping. Karena itu merasa cukuplah engkau dengan nama-Ku saja ! “
Sumber selengkapnya Cari di Domainjava.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H