Kelima, Paus Pilot di Alor, Nusa Tenggara Timur (September 2024).
Puluhan ekor paus pilot terdampar di pantai Alor. Para ahli masih menyelidiki penyebab terdamparnya mamalia laut ini.
Keenam, Hiu Paus di Pantai Kincia (September 2024).
Seekor hiu paus terdampar di Pantai Kincia, Nagari Salido, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Nasib hiu paus ini menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah setempat.
Fenomena terdamparnya ikan dan satwa akuatik ini dapat menjadi bukti bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dicari solusinya. Mulai dari pentingnya edukasi masyarakat, hingga pentingnya penanganan kedaruratan pada hewan. Salah satunya adalah persoalan ketersediaan jumlah dokter hewan dalam penanganan kasus tersebut.Â
Padahal, dalam kondisi darurat seperti itu, kehadiran dokter hewan menjadi kunci untuk memberikan penanganan profesional yang berbasis ilmiah. Â
Kompetensi Dokter Hewan Â
Dokter hewan memiliki keahlian yang tidak tergantikan dalam memahami anatomi, fisiologi, serta perilaku satwa akuatik. Dengan kompetensinya, dokter hewan dapat: Â
Pertama, Mendiagnosis Penyebab Terdampar.
Dokter hewan mampu melakukan necropsy (otopsi pada hewan) untuk mengidentifikasi penyebab kematian satwa akuatik atau memeriksa kondisi medis pada satwa yang masih hidup. Â
Kedua, Memberikan Perawatan Medis.Â
Dalam beberapa kasus, satwa yang terdampar masih dapat diselamatkan dengan perawatan medis, seperti pemberian cairan infus, antibiotik, atau pengobatan luka. Â