Sekali lagi terdapat sebentuk kongruensi antara Al-Wahid dan Cikuray, atau Tenjowaringin dengan Srimanganti. Atas kesebangunan ini, saya mengambil kemerdekaan saya untuk mendorong Alwahidians agar mau belajar dari sosok Bujangga Manik dalam berkelana dan belajar.
Tulisan kali agak sedikit istimewa dikarenakan dua hal. Pertama, saya kerjakan dengan menggunakan hp yang terhitung tua. Kedua, penulisannya saya kerjakan di sekitaran kampus tempat anak saya yang sulung dalam empat tahun ke depan menjalani perkuliahannya. Dan karena ia juga seorang Alwahidian, maka dorongan yang sama terpundak untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H