Dalam tulisannya, Bammate berteori bahwa seluruh ciptaan dapat dirangkum dalam satu sebutan, yakni nama Allah. Saya sangat berhutang kepada Joseph Schaffer yang telah menerjemahkan ekstrak dari tulisan Bammate ini ke dalam bahasa Inggris.Â
Tradisi Muslim, menurut Bammate mengenal 'ilm al-huruf (ilmu huruf), yang dihubungkan dengan 'ilm al-arqam (ilmu bilangan) serta pengetahuan tentang al-asma al-husna (nama-nama Allah).
"Ilmu-ilmu ini bersumber dari Al-Quran. Â Kitab suci ini bukan hanya sebuah panduan bagi orang-orang beriman: setiap ayat, setiap huruf adalah wahyu Ilahi; lebih dari itu, Al-Quran adalah firman Allah secara harfiah.Â
Melawan semua godaan heterodoks, teologi Muslim dengan tegas menyatakan bahwa kitab ini seperti kata kerja: abadi dan tidak diciptakan.Â
Pernyataan para ahli hukum ini diambil dan diperkuat dalam simbolisme mistik.  Dengan demikian, halaman-halaman yang dilantunkan oleh orang-orang beriman tidak lain adalah tanda-tanda yang terukir selama-lamanya di Lauh Mahfuzh (Kitab yang Terpelihara) di samping Singgasana Ilahi."
"Kata pertama yang diwahyukan kepada Muhammad (saw) adalah perintah iqra (bacalah), diikuti dengan kalimat 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Â
Dia telah menciptakan manusia, dan mengajarnya dengan pena.' Â Dengan demikian, perjanjian antara Tuhan dan manusia, yaitu menulis, dibuat pada saat yang sama dengan penciptaan Adam. Â
Seluruh alam semesta dapat dianggap, dalam hal ini, sebagai tulisan Tuhan. Â Penciptaan dunia mengikuti irama yang sama dan jejak-jejak arab yang sama dari ruh ilahi seperti Al-Quran.Â
Demikian juga, sebagai gantinya, simbolisme tulisan membawa pujian yang diberikan oleh makhluk kepada Tuhannya.Â
Dikatakan bahwa jika lautan adalah tempat tinta yang luar biasa dan semua pohon di dunia adalah pena, kaligrafi kosmik ini tidak akan habis untuk memuji keagungan-Nya," ungkap Bammate.
Akar kata iqra', Â menurut Bammate, yaitu kata kerja qara'a, yang artinya membaca, akar kata yang sama juga ditemukan pada kata Al-Quran.Â