Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

5 Jenis Padi Aromatik Khas Indonesia yang Jadi Primadona

28 Februari 2023   07:43 Diperbarui: 2 Maret 2023   19:15 4144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan padi mentik wangi di Indonesia lebih banyak di Provinsi Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Di Jawa Tengah sentra padi mentik wangi seperti di Purworejo dan Magelang, di Jawa Barat sentra mentik wangi adalah di Indramayu dan Sumedang.

Padi mentik wangi merupakan salah satu alternatif pengganti padi pandan wangi, memiliki aroma wangi dan kualitas yang tidak kalah dari pandan wangi. 

Dengan harga gabah yang selisih Rp.300 hingga Rp.700 dibawah pandan wangi Cianjur, dan umur panen yang hanya 90 sampai 100 hari setelah tanam, namun di daerah lain juga bisa mencapai 110 sampai 120 hari setelah tanam.

Padi mentik wangi sering dijuluki sebagai padi Jepang dari Indonesia, karena diklaim memiliki kualitas dan cita rasa seperti padi Japponika Jepang. Digolongkan juga sebagai padi indikasi geografis.

4. Sintanur

Dokpri
Dokpri

Memiliki ciri fisik yang hampir menyerupai padi mentik wangi, padi sintanur dianggap sebagai "saudara" dari padi mentik wangi. Memiliki umur panen 120 hari, dengan tinggi tanaman 120 cm. Produktivitas per hektare bisa mencapai 6 ton. 

Untuk memenuhi permintaan padi aromatik di Indonesia, sebagai pengganti padi pandan wangi, padi mentik wangi dan sintanur banyak dikembangkan secara luas di Indonesia terutama di pulau Jawa. 

Mayoritas permintaan padi aromatik di Indonesia, dipenuhi dari padi mentik wangi dan sintanur dari Jawa Tengah sebagai sentranya.

5. Bawor atau NA-178

Padi Bawor/NA-178 (Dokpri)
Padi Bawor/NA-178 (Dokpri)

Pendatang baru padi aromatik dari Indramayu, Jawa Barat yaitu bawor atau NA-178 (belum ada nama resmi). Dikembangkan sejak 2018 oleh petani pemulia padi Indramayu, dan secara luas dibudidayakan sejak 2019-2020 untuk memenuhi kebutuhan pasar beras aromatik khusus di wilayah DKI Jakarta.

Memiliki umur panen 85 sampai dengan 95 hari setelah tanam, tinggi tanaman 115 cm, produktivitas mencapai 7 ton per hektare, padi bawor atau NA-178 menjelma sebagai primadona baru dalam dunia padi aromatik di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun