Secara umum memang tidak diberikan keterbukaan informasi terhadap startup mana yang mengalami pengurangan aliran modal, namun dengan diambilnya langkah efisiensi biaya ini pun tentunya seringkali menandakan ada suatu masalah dalam kondisi keuangan perusahaan.Â
Munculnya budaya startup modern berupa investasi besar-besaran dengan tujuan utama mengarah pada jangka panjang pun akhirnya seringkali menimbulkan tantangan, Tantangan ini muncul dari sifat startup yang tidak profitable di awal keberadaannya dan sangat bergantung pada aliran modal dari luar. bila ada guncangan dalam perekonomian seperti saat ini.Â
Hal ini seharusnya bukan menjadi suatu masalah besar bagi perusahaan bila guncangan terjadi hanya pada jangka pendek, dan akan menjadi normal kembali dalam jangka panjang. Namun, bila guncangan ternyata meninggalkan bekas yang cukup dalam bagi perusahaan, dan berdampak pada produktivitas jangka panjang maka, perusahaan akan masuk ke dalam risiko kebangkrutan.Â
Disinilah masa kritis bagi perusahaan, masa dimana para aktor harus mengambil keputusan-keputusan bisnis yang tepat untuk menunjang keberlangsungan perusahaan.Â
Bila startup mampu untuk bertahan melewati masa kelam ini, maka potensi untuk menjadi pemimpin industri di masa depan tentu semakin cerah. Namun bila keputusan bisnis yang diambil tidak menunjang keberlangsungan startup, maka cepat atau lambat, perusahaan tersebut akan hilang ditelan bumi.Â
Kaitannya dengan Fenomena Bubble BurstÂ
Gejolak makroekonomi yang terjadi pada saat ini tentunya berdampak pada segala hal, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Pandemi Covid 19 dan Perang Rusia Ukraina berimplikasi terhadap naiknya tingkat Inflasi yang tinggi di beberapa negara. Naiknya tingkat inflasi ini tentunya berdampak juga pada naiknya tingkat suku bunga sebagai respon untuk mengurangi tingkat inflasi.Â
Fenomena Bubble Burst pada dasarnya merupakan suatu istilah yang menggambarkan harga suatu aset yang naik  dengan cepat melebihi nilai intrinsiknya, dan juga turun dengan cepat pula.Â
Penjelasan tersebut sangat berkorelasi dengan kondisi startup pada saat ini, karena banyak Startup  yang mengalami penurunan valuasi, ditandai dengan aliran modal yang berkurang dari investor, sehingga mereka harus melakukan beberapa langkah efisiensi, salah satunya dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
PHK pada bisnis startup belakangan ini disebut-sebut ada kaitannya dengan fenomena "road to profitability", sebagai antitesis "bubble burst", atau dikenal dengan ledakan gelembung yang terjadi terhadap startup.Â
Sesuai namanya, road to profitability bisa dikatakan fenomena kesadaran startup sebagai peluang berusaha, tidak semata-mata tumbuh dengan membakar uang, tetapi tumbuh dengan fundamental operasi yang kuat. Fokus operasional, sebagai bagian dari langkah memperkuat fundamental bisnis, saat ini menjadi perhatian para startup.Â