Mohon tunggu...
DNA Hipotesa
DNA Hipotesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Ekonomi oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB University

Discussion and Analysis (DNA) merupakan sebuah divisi di Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) yang berada di bawah naungan Departemen Ilmu Ekonomi, FEM, IPB University. As written in the name, we are here to produce valuable analysis of the economy, while building a home for healthy economic discussions. All of this is aimed to build critical thinking which is paramount in building a brighter future for our economy.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Akankah Fenomena Bubble Burst Melanda Startup di Indonesia?

27 Juni 2022   09:39 Diperbarui: 27 Juni 2022   10:12 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika perusahaan tidak ditopang dengan fundamental yang kuat, maka akan menyebabkan perlambatan pada startup. Oleh karena itu beberapa startup di Indonesia ada yang melakukan efisiensi dengan mengubah model bisnisnya menjadi B2B pada tanihub, dan pada link aja yang mengubah target pasarnya ke perusahaan BUMN. 

Faktor selanjutnya yaitu persaingan bisnis di startup yang sangat ketat sehingga harus melakukan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pelanggan dan bisa diterima di pasar yang bertujuan untuk bisnis yang berkelanjutan. Startup sangat mengandalkan teknologi yang akan terus berubah dalam waktu yang relatif cepat. 

Jika tidak melakukan adaptasi yang cepat maka produknya akan kalah bersaing bahkan bisnis dapat kehilangan market share secara signifikan. Saat ini startup yang memiliki model bisnis blue ocean atau dalam artian belum banyak saingan dan business to business (B2B) di nilai lebih menarik investor untuk diberikan pendanaan karena tidak perlu membakar uang berlebih.

Dan faktor yang terakhir yaitu perubahan perilaku konsumen. Selama ini Startup selalu bergantung dengan sistem bakar uangnya untuk meningkatkan brand awareness dan loyalitas konsumen. Namun nyatanya, hal ini tidak sesuai target karena pasar mulai jenuh dan hipersensitif terhadap promo dan diskon, jika aplikasi tidak berikan diskon maka user menurun drastis. 

Pandangan bahwa pasca pandemi user digital masih akan tinggi juga mulai terbantahkan. Pandemi memaksa masyarakat untuk go digital, tetapi ketika mobilitas dilonggarkan banyak yang gunakan kesempatan untuk belanja di toko fisik. Akibatnya jika startup harus terus melakukan bakar uang, pertumbuhan startup tidak akan sebanding dengan angka kebutuhan pendanaan untuk dukungan modal kerja startup. 

 

Dampak Permasalahan Startup

Seperti yang sudah dibahas, kondisi perekonomian yang saat ini dihadapi oleh dunia, sangat tidak ideal. Dengan beragam guncangan makroekonomi yang terjadi pun sangat mempengaruhi produktivitas baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan. Karena sistem perekonomian yang tentunya saling terhubung antara satu sama lain, guncangan ini pun akhirnya ditransmisikan ke berbagai aspek pendukung perekonomian. Salah satu contoh dari pendukung perekonomian yang terkena imbasnya adalah dunia investasi. 

Seperti yang kita semua ketahui, investasi sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis manusia, yang secara alamiah bersifat risk averse. Alhasil, kondisi dunia yang semakin tidak tentu berdampak pada pemilihan investasi yang dilakukan oleh pemilik modal. 

Implikasinya, sistem perekonomian yang saling terhubung pun akan "macet" bila aliran modal yang masuk berkurang. Bila perekonomian sudah masuk dalam kondisi tersebut maka harus dilakukan usaha untuk mencapai efisiensi biaya dalam kondisi modal yang kurang. Langkah efisiensi biaya ini pun seringkali berdampak terhadap kehidupan masyarakat umum.

Lantas, bagaimana contoh dari efisiensi biaya yang berdampak terhadap masyarakat? Belakangan ini kita dapat melihat bahwa beragam startup baik di Indonesia maupun di luar negeri melakukan PHK yang cukup besar pada karyawannya. Hal ini merupakan contoh dari efisiensi biaya yang dilakukan saat aliran modal yang masuk berkurang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun