Bagi negara pengimpor gandum terbesar di dunia seperti Mesir yang mengimpor hingga 80% gandum kepada Rusia, kondisi saat ini dapat mengganggu pasokan gandum di negara tersebut, sehingga pemerintah mendesak masyarakat untuk menjatah konsumsi roti. Selain gandum, tanaman pangan lainnya seperti jagung juga rentan terhadap kenaikan harga.Â
Sebuah laporan dari Reuters menempatkan Ukraina sebagai pemasok minyak bunga matahari terkemuka di dunia dan jagung Ukraina menyumbang 16% dari ekspor global dan sekitar 90% impor jagung China berasal dari Ukraina. Bahkan sebelum invasi dimulai, lebih dari setengah volume jagung yang diekspor Ukraina sudah ditetapkan akan dikirim ke luar negeri dalam lima bulan ke depan.Â
Sementara bagi Indonesia sebagai salah satu negara pengimpor minyak terbesar di dunia, adanya invasi ini dapat mengakibatkan lonjakan harga minyak mengingat Rusia merupakan produsen minyak besar dunia yang produksinya hingga 10 juta barel per hari. Hal tersebut diperkirakan dapat membuat dampak yang serius bagi Indonesia.Â
Selain itu, ketegangan kedua negara dapat mengganggu arus perdagangan Indonesia baik dengan Rusia maupun Ukraina. Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan RI dengan Rusia cukup besar, nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai US$176,5 juta atau setara Rp2,52 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) per Januari 2022.Â
Angka itu tumbuh hingga 58,69 persen dibandingkan nilai ekspor per Desember 2021 yang hanya US$111,2 juta dan jauh lebih tinggi dibandingkan Januari 2021 yang naik 60,29 persen. Mayoritas komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia, antara lain ialah lemak dan minyak hewan, karet, hingga barang dari karet.Â
Untuk lemak dan minyak hewan nilainya mendominasi produk ekspor Tanah Air yang mencapai US$102,4 juta. Sementara karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar US$11,1 juta.Â
Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Ukraina pada Januari 2022 justru turun signifikan hingga 83,78 persen dibandingkan Desember 2021. Tercatat, ekspor Indonesia ke Ukraina mencapai US$33,1 juta pada Desember 2021.Â
Namun, nilai ekspor pada Januari 2022 hanya US$5,4 juta. Sejumlah komoditas yang diekspor RI ke Ukraina adalah lemak dan minyak hewan sebesar US$933 ribu, alas kaki sebesar US$571 ribu, kertas dan barang sejenisnya US$556 ribu, kakao dan olahannya US$451 ribu, dan barang-barang lain US$2,8 juta.Â
Adanya invasi Rusia terhadap Ukraina juga dapat mengakibatkan turunnya nilai ekspor Indonesia ke Rusia pada sejumlah komoditas yang semula meningkat dan semakin anjloknya ekspor Indonesia ke Ukraina yang sebelumnya sudah menurun.
Harga Minyak dan BBMÂ
Harga minyak dunia kian melambung akibat dampak perang antara Rusia dan Ukraina. Terbukti dari harga minyak dunia yang terus mengalami penguatan di tengah rencana pertemuan OPEC+ dan Badan Energi Internasional (IEA) di tengah pembahasan mengenai keamanan energi global yang terpengaruh perang Rusia-Ukraina.Â