"Nanti kamu yang melatih semaphore ke anak-anak ya?"
"Semaphore? Smartphone maksud kakak?" Tanyaku begitu lugu.
"Bukannya kamu sering memperhatikan aku ketika mengajar?"
Seketika blush on berada di pipiku.
"Sandi yang menggunakan bendera itu loh."
"Oh, yang itu, yang kakak sering ajarin ke anak-anak, ok, ok, sedikit paham kalau yang menggunakan bendera ka, kalau morse dan rumput, belum begitu memahami," jawabku.
"Memang sandi morse dan rumput rada rumit, tapi ada beberapa anak yang langsung bisa," Kak Fatur menjelaskan dengan celongan di pipinya.
Sandi-sandi yang ada di pramuka begitu sukar, seperti kisah asmaraku, yang tak pernah berujung menjalin ikatan.
Kak Fatur dengan serius menuliskan sandi-sandi untukku. Dia hanya menjawab seperlunya, mungkin dia berpikir terlalu keras. Aku berhenti bertanya, biarkan dia menyelesaikan tulisannya.
"Ini tugas buat kamu," dengan senyum manisnya Kak Fatur memberikan secarik kertas bertuliskan sandi rumput.