Kendala utama pengurus ANI Jakarta, katanya, karena tim bekerja secara amatir atau sambil lalu alias "jika sempat mampir". "Kesibukan masing-masing individu dan keterbatasan waktu berkumpul, membuat tim menemui kesulitan untuk meneliti sekian ratus atau ribuan barang dalam tempo singkat," katanya mengenai kegiatan lelang yang pernah diselenggarakan ANI Jakarta.
Ia menambahkan, sejauh tidak adanya pihak yang bersedia mencurahkan waktu 100% di dunia numismatik Indonesia, rasa-rasanya sulit untuk mengadakan profesionalisme grading.
Terlebih lagi populasi numismatis di Indonesia tidak lebih dari seribu orang. Sungguh jumlah yang teramat kecil dibandingkan 225 juta penduduk. Meski sulit diterapkan, Uno yakin, masalah profesionalisme grading bukan hal yang mustahil untuk waktu mendatang karena perbaikan kualitas adalah kebutuhan zaman.
Memang biaya grading cukup tinggi. Namun koleksi yang telah disertifikasi  oleh PMG akan berharga lebih mahal daripada koleksi sejenis dengan kondisi serupa. Biaya "sekolah" ke mancanegara menjadikan lonjakan harga pada sebuah  koleksi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H