Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| H.Kartini: Ketika Ibu Marah

21 April 2016   11:40 Diperbarui: 21 April 2016   12:05 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Seorang wanita seharusnya peka, seperti nyala lampu minyak saat gelap tiba”

“Aku tak paham bu...”

“Ya, kau tak akan pernah bisa memahaminya, sebab engkau telah mempunyai segalanya. Kendaraan, penghasilan, kemandirian... engkau telah sangat berubah nak...”

“Aku tak paham bu...”

“Engkau tak membutuhkan pria. Bagimu pria hanyalah sebuah “gengsi” agar terlihat sempurnalah kau di hadapan teman-temanmu? Betul kan?”

“Eh...”

“Bagaimana ibu bisa tahu apa yang ada di diriku bu?”

“Semua hal yang kau lakukan akan membentuk sebuah pola. Dan pola-pola itu akan dengan mudah terbaca oleh mereka yang menyayangimu. Bukan hanya ibu dan ayah, termasuk ia yang sedang dekat denganmu...”

“Aku....”

“Berhati-hatilah dengan hatimu, kelakuanmu! Sebab engkau telah berubah”

“Bu....”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun