Mohon tunggu...
Wisnu Djatiprasodjo
Wisnu Djatiprasodjo Mohon Tunggu... Freelancer - Wisnu DjatiPrasodjo adalah freelancer blogger.

Wisnu DjatiPrasodjo is the best

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kutukan Kota Asmara: Bayang-Bayang yang Kembali

14 Agustus 2024   05:13 Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:53 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kutukan Kota Asmara/Dok Pribadi 

Namun, sebelum Saskia bisa melakukan sesuatu, Ibu Malam mengangkat tangannya, dan seketika mereka bertiga---Raka, Saskia, dan Arina---dibawa ke dunia lain, dunia penuh bayangan dan kegelapan.

Di dunia itu, mereka bertemu dengan Sinta, yang tampak berbeda dari biasanya. Sinta mendekati Raka dengan tatapan sedih. "Aku tidak ingin terlibat dalam ini, Raka, tapi Ibu Malam membuatku seperti ini."

Raka menatap Sinta, mencoba memahami situasinya. "Sinta, aku minta maaf atas semuanya. Ini bukan salahmu."

Sinta menggeleng. "Ini bukan tentang salah atau benar, Raka. Ini tentang melepaskan semua yang pernah ada. Aku harus melupakanmu untuk bisa bebas."

Ibu Malam muncul di antara mereka, dengan senyum penuh kemenangan. "Sudah waktunya untuk memilih, Raka. Apakah kau akan tinggal di sini dan memenuhi takdirmu, atau... kau akan meninggalkan segalanya?"

Raka menatap Saskia, yang selama ini berada di sampingnya. "Aku tidak bisa menyerahkan hidupku begitu saja. Aku memilih untuk hidup, bersama orang yang kucintai."

Saskia mendekati Raka dan meraih tangannya. "Kita akan melawan ini bersama, Raka."

Ibu Malam, melihat keputusan mereka, menyeringai marah. "Kalian pikir kalian bisa lari dari takdir kalian? Kalian salah!"

Namun, sebelum Ibu Malam bisa menyerang, Arina membaca mantra dari buku yang dibawanya, dan perlahan, dunia gelap di sekitar mereka mulai memudar. Ibu Malam berteriak dalam kemarahan, tapi tak ada yang bisa ia lakukan ketika kekuatannya perlahan menghilang.

Saskia, Raka, dan Arina kembali ke dunia nyata, terengah-engah dan penuh dengan kelelahan. Sinta, yang kini terbebas dari kutukan, menatap Raka dengan senyum samar. "Selamat tinggal, Raka. Ini adalah perpisahan terakhir kita."

Dengan itu, Sinta menghilang, meninggalkan Raka dan Saskia yang kini berpelukan erat, berusaha menyerap kenyataan bahwa mereka akhirnya terbebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun