Mohon tunggu...
diyah meidiyawati
diyah meidiyawati Mohon Tunggu... Guru - tinggalkan jejak kebaikan lewat tulisan

Diyah Meidiyawati, S.S, , seorang guru di sebuah SMK negeri di Bojonegoro, Jawa Timur .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Sembilan Tahun

18 Agustus 2024   09:55 Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kamu jadi pulang kampung, Di?’’ Ratna, teman sejawatku di kampus ini menanyakan kembali soal keputusanku.

“Ya, Inshaallah akhir bulan ini tugas-tugas koreksi dan input nilai ujian semester selesai.’’ Aku menjawab dengan tetap menatap layar laptop yang tengah menyala.

“Sudah kaupikir ulang keputusanmu, Di?’’ Ratna mengingatkan kembali tentang keputusanku. “Sayang sekali loh…kesempatan promosi jadi dosen yayasan dengan segala fasilitasnya tak akan datang kembali…kesempatan tidak akan datang dua kali.’’

Aku menghela nafas mendapatkan pertanyaan serupa itu. Terus terang aku ingin segera beranjak pergi dari ruangan yang kian ramai dengan banyaknya tatapan yang menyayangkan keputusanku yang terkesan mendadak ini. Namun, demi azas kesopanan, akhirnya aku menjawab. “Sudah, Na…sudah.’’ Aku tersenyum semata untuk menetralisir suasana.

“Assalamu’alaikum, Bu Diyah.’’ Suara cempreng itu mendadak membuyarkan lamunan akan kenangan sepuluh tahun silam.

“Waalaikumussalam, ada apa Win?’’

“Itu…Bu…Pras jotosan lagi di kelas.’’

“Jotosan dengan siapa?’’ Akupun beranjak dari tempat dudukku.

“Dengan Sega, Bu.’’ Winarti menjawab pertanyaanku dengan sedikit tergopoh mengikuti langkah kakiku menuju kelas XII-MIPA.

            Dengan sedikit berlari akhirnya aku sampai di kelas paling ujung timur itu. Kulihat suasana gaduh  memenuhi ruangan. Ada pak Gihan yang juga tengah mencoba melerai kedua ABG yang terlibat adu jotos tersebut.

            “Berhentiii!’’ Aku berteriak sekencang yang aku bisa. Semua yang ada di kelas mendadak diam tak terkecuali Pras dan Sega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun