Mohon tunggu...
diyah meidiyawati
diyah meidiyawati Mohon Tunggu... Guru - tinggalkan jejak kebaikan lewat tulisan

Diyah Meidiyawati, S.S, , seorang guru di sebuah SMK negeri di Bojonegoro, Jawa Timur .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Sembilan Tahun

18 Agustus 2024   09:55 Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Inshaallah, Bu Diyah datang, Pras.’’ Aku memastikan akan kedatanganku ke pesta pernikahannya.

“Sungguh, ya Bu…saya tunggu…saya ijin membagikan undangan-undangan ini ke Bapak Ibu guru lainnya, ya Bu.’’ Pras meminta ijin untuk mengedarkan undangannya pada bapak ibu guru yang lain.

Aku mengangguk dan mengamatinya memberikan sisa undangan pernikahannya. Hampir semua guru yang mengikuti perjalanan pendidikan Pras dengan liku-liku kenakalannya di masa lampau merasa kaget dan tentunya bahagia.

“Bu Diyah, saya ijin pamit, ya…terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk ngobrol…dan terima kasih untuk nasihat kebaikannya.’’ Ia mendekati dan mencium kembali tanganku.

“Tetaplah berbuat baik di manapun kamu berada…ingat, Allah akan selalu tahu apa yang kau perbuat karena di kiri kananmu terpasang CCTV yang tidak akan rusak hingga akhir masa nanti.’’

Ia mengangguk dan hendak beranjak meninggalkan kursi hingga aku memanggilnya kembali. “Pras…titip NKRI kita…jaga sepenuh hati dengan jiwa dan ragamu.’’

“Siap, Bu!’’ Ia berdiri dalam posisi siap dan hormat layaknya berdiri di depan Komandan.

“Sukses, ya Nak…bahagia selalu.’’ Aku berdiri menyamakan langkah dan menepuk pundaknya saat ia sudah mencapai ambang pintu.

“Terima kasih, Bu…sambung doanya selalu.’’ Kulihat ada setitik air di ujung netranya . Aku mengangguk dengan senyum dan iapun berlalu.

Sungguh aku tak pernah menyangka bahwa si ABG bengal nan labil itu datang untuk menjumpai semua gurunya termasuk aku. Hal yang membuatku sangat terkesan adalah kesantunannya, kesantunan yang tidak pernah aku temui saat ia masih menjadi anak didikku selama tiga tahun. Namun setelah sembilan tahun berlalu sejak Pras dinyatakan lulus, semua kebengalannya tergantikan dengan kesantunannya yang mengesankan.

Hanya bacaan Hamdalah yang kuucapkan sebagai syukurku yang luar biasa atas kebaikanNya membuka dan melembutkan pintu hati anak didikku, Pras. Allah, terima kasih, semua usaha baik tak ada yang sia-sia. Semoga ia menjadi insan yang selalu memberikan manfaat untuk keluarga, lingkungan, agama dan negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun