Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jangan Lepaskan Genggamanku Part 6

1 Oktober 2019   18:18 Diperbarui: 9 November 2019   08:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


**

 "Itu siapa laki-laki yang duduk di sebelahmu tadi?" Yusuf bertanya penuh penekanan.

"Ohh, itu ... temanku Bos," jawabku penuh keraguan.

"Sudah punya teman akrab, ya, di sini? Padahal baru tiga bulan merantau di negara ini. Hemm ... Sampai kecup tangan segala. Kalau ada yang cemburu nanti, bagaimana?"

"Itu spontan Bos, tak sengaja."

Aduh! Menjadi pembohong itu, bukan aku banget. Tapi nyaliku terlalu ciut untuk berkata jujur kepada Yusuf. Siapa sosok Adam yang sebenarnya dalam hidupku. Penuh pertimbangan jika ingin menceritakan kepada Bos.

Rasa ragu yang menyerangku dengan ganas, sangat memecah belah keyakinanku yang sebenarnya ingin berbicara jujur. Semua ini terjadi karena masalah uang. Tentang duniawi yang kukejar hingga merantau sejauh ini, ke luar negeri.

Yaa Tuhanku, ampunilah aku. Jika kukatakan yang sebenarnya,  bisa-bisa aku akan dipecat dan dipulangkan ke Indonesia, secara sepihak. Jika kejujuran ini dipaksakan tiba-tiba. Padahal modalku yang tertuang dalam biaya penempatan untuk bekerja di Brunei Darussalam, sebesar BND 1.200, belum balik modal. Ahh, masak aku harus pulang dengan kegagalan.

 "Masak sih, Sarah?" Yusuf bertanya lagi.

"Be ... betul, tuan." Suaraku menjadi gagap saat menjawabnya.

"Jika aku ... suatu saat nanti, secara tak sengaja, meraih tanganmu, dan berbuat seperti itu, mau, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun