"I-iya kami percaya!" ucap Papa dan adikku nyaris serempak dan ketakutan.
"Safira sudah mengambil guling kesayanganku. Jika dia tidak mengembalikannya sampai Maghrib nanti, kalian yang akan jadi jaminannya. Hihihihi...!" ucap sosok hitam itu kepada kami.
"Oke, aku janji akan kembalikan gulingmu. Maaf aku sudah mengambilnya darimu!" ucapku dengan nada takut kepada sosok hitam itu.
Angin sudah kembali normal lagi dan sosok itu telah kembali ke alamnya. Untung hari ini, hari Minggu. Jadi, aku bisa mengembalikannya tepat waktu. Aku dan keluargaku bersiap-siap mengembalikan guling itu ke kuburan.
Setibanya di kuburan, aku melihat sosok hitam itu kembali muncul dan melotot ke arah kami. Kami dengan nada cemas dan takut, menggali kuburan dan meletakkannya kembali di kuburan itu.
"Meskipun kalian sudah mengembalikannya, tapi aku akan tetap bawa Safira karena telah mengusikku!" ucap sosok itu hitam itu kepada kami.
"Tapi kami sudah mengembalikannya!" ucap Mama dan Papa nyaris serempak.
"Tidak, jangan bawa kakakku. Meskipun dia nyebelin, tapi aku sayang kakakku!" ucap adikku dengan nada cemas kepada sosok hitam itu.
"Jangan mimpi kalian. Safira, ayo sini!" ucap sosok hitam itu kepada kami seraya mengambilku secara paksa.
"Dira, jangan sakiti anak itu. Kembalikan ke keluarganya!" ucap sosok putih yang sangat cantik itu datang tiba-tiba dan menyuruhku minggir.
"Dara, kamu selalu saja mengusikku. Rasakan ini!" ucap sosok hitam itu kepada sosok putih.