Aku pun kembali ke kamarku setelah makan roti, begitupun adikku. Tapi, anehnya aku tetap merasa ada yang mengikutiku dari sejak bangun tadi. Aku pun merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.Â
Anehnya, gulingku bergerak dan semakin lama gerakannya semakin kencang. Rasa takutku membuncah di dadaku. Tapi aku berusaha menepis rasa takutku. Aku mendengar sesuatu dari gulingku.
"Cepat kamu kembalikan guling ini ke tempatnya atau kamu akan kehilangan keluargamu. Hihihihi...!" ucap suara gulingku yang bergerak sendiri itu.
"Hai, siapa kamu? Beraninya kamu mengancamku. Ini gulingku yang kudapat saat di kuburan karena bentuknya unik!" ucapku kepada suara yang berasal dari gulingku.
"Guling itu milikku. Kembalikan ke kuburan itu sebelum matahari terbenam besok. Jika terlambat, kamu tau sendiri konsekuensinya!" ucap suara yang berasal dari gulingku itu.
"Kita lihat saja besok!" ucapku singkat kepada suara gulingku.
Aku pun mencoba mengatur nafasku agar tidak takut dan mencoba untuk terlelap kembali. Aku mengangkat kembali selimutku dan mencoba memejamkan mata. Sekitar 30 menit, baru aku bisa terlelap.
***
Keesokan harinya aku bangun seperti biasanya, tapi ketika aku bangun ada sosok hitam disebelahku, dia berambut panjang dan matanya melotot ke arahku. Aku yang ketakutan langsung berteriak memanggil orangtuaku dan adikku.
"Mama, Papa, Adek, tolong Safira. Ada hantu di kamarku!" teriakku ketakutan kepada orangtuaku dan adikku.
"Kamu kenapa, Nak?" tanya Mama dengan nada cemas.