"A-aku melihat hantu Ma disebelahku!" ucapku dengan nada takut seraya memeluk Mama.
"Kak, kamu takut hantu ya!" ledek adikku yang berdiri disebelahku.
"Dia ada disebelahku, Dek. Aku takut, kalau kamu jadi aku, pasti bakalan takut juga!" ucapku kepada adikku.
"Safira coba kamu ceritakan gimana kejadiannya. Papa lihat kamu cemas dan ketakutan!" ucap Papa yang menatap kearahku.
Aku pun menarik nafas perlahan sebelum menceritakan kejadian sebenarnya. Setelah itu, baru aku menceritakan semuanya secara detail tentang kejadian tadi malam hingga sosok yang kutemui barusan. Orangtuaku dan adikku shock mendengar ceritaku, seakan aku mengada-ngada tentang kejadian itu. Aku mencoba meyakinkan mereka, cuma Mama yang mulai percaya dengan ceritaku.
"Nak, Mama pikir guling yang kamu ambil itu ada penunggunya. Coba kamu kembalikan, Nak!" ucap Mama kepadaku.
"Iya, Ma. Setelah kupikir-pikir aku akan mengembalikan guling itu setelah ini. Kamu temankan Kakak, ya Dek!" ucapku kepada Mama dan adikku.
"Hmmm... ya udah deh. Masa iya guling ngomong sendiri dan ada hantunya lagi!" ucap adikku kepadaku.
"Iya, betul kata Safina. Papa nggak percaya yang begituan!" ucap Papa kepadaku.
Susah ngomong kalau soal alan ghaib kepada Papa dan adikku, pasti mereka tak akan percaya. Tiba-tiba, angin bertiup kencang dan menutup pandangan kami. Setelahnya, kami melihat sosok yang barusan aku lihat sebentar ini. Kami semua terkejut, termasuk Papa dan adikku.
"Gimana, kalian sudah percaya akan kehadiranku?" tanya sosok hitam itu kepada Papa dan adikku.