Mohon tunggu...
Diva Desmita
Diva Desmita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuakultur/Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Minyak Goreng, Benda Receh Harga Selangit

16 Juni 2022   18:35 Diperbarui: 16 Juni 2022   18:42 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Peserta unjuk rasa menuntut pemerintah untuk menurunkan harga sejumlah bahan pokok khususnya minyak goreng, serta menuntut supaya Presiden Jokowi mencopot Menteri Perdagangan yang dinilai gagal mengendalikan harga minyak goreng dan  bahan pokok lainnya (Agustian & Arbi, 2022). 

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa akibat kenaikan harga minyak goreng timbul rasa kekecewaan masyarakat pada pemerintah terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Mereka merasa paling terdampak karena sejumlah kegiatan ekonomi atau pekerjaan yang dilakukan dapat berpengaruh atau mengalami sejumlah kerugian saat harga minyak goreng meningkat. 

Kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga menjadi dampak yang cukup besar karena program pemerintah tidak akan berjalan dengan lancar  apabila tidak ada dukungan atau partisipasi dari rakyat. 

Pemerintahan dan pembangunan juga dapat terhambat, sehingga masyarakat menjadi kurang sejahtera. Karena,  banyak masyarakat yang berani unjuk rasa terhadap sikap pemerintah yang dianggap kurang peduli terhadap masyarakat kelas bawah.

Kenaikan harga minyak goreng tidak hanya menimbulkan kerugian yang sangat besar, namun juga dapat membawa beberapa dampak positif, seperti masyarakat menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam mengolah masakan tanpa menggunakan minyak goreng. 

Pada keadaan seperti ini ide kreatif masyarakat dituntut lebih berkembang dan maju lagi, karena jika menunggu kebijakan dari pemerintah maka tidak ada kemajuan. Masyarakat tetap saja terkepung dalam kemunduran dan semakin membawa kerugian atau permasalaha  yang lebih besar lagi. 

Seperti yang diberitakan pada Kompas.com bahwa Gita  Donda  Feronika,  ibu  rumah tangga yang berasal Medan menceritakan bagaimana cara menyiasati agar kebutuhannya akan minyak goreng kelapa sawit bisa tetap terpenuhi. 

Ibu tersebutmengaku daripada merasa stress untuk mendapatkan minyak goreng yang mahal dan harus antre, dirinya mencoba tetap berpikir positif. Dia menjadikan kenaikan harga minyak goreng kelapa sawit sebagai momentum untuk hidup sehat. 

Jika biasanya Gita membutuhkan 2 liter /minggu minyak goreng, maka sekarang pemakaian  menjadi  2  liter  /  bulan,  penghematan  tersebut  terjadi  karena  pola  memasaknya berubah, dari goreng-goreng menjadi rebus-rebusan. 

Hal tersebut membawa pengaruh yang sangat baik terhadap tubuh dan perekonomian rumah tangga selain menjaga tubuh tetap sehat, keuangan bulanan rumah tangga juga dapat berjalan stabil.

Walaupun pada awalnya pemerintah kurang memperdulikan minyak goreng sebagai komoditas bernilai ekonomi, kini pemerintah menjadi lebih hati-hati dalam membuat suatu kebijakan agar tidak merugikan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun