Bicara tentang Danau Toba, semua sudah tahu keindahannya. Tak perlu diulas lagi tentang Heritage of Toba, tapi perlu cara jitu dalam "menjualnya". Tentu menjualnya ini dalam konotasi positif ya.
Seperti kita tahu, Korea Selatan selalu sukses menyebarkan virus budayanya. Pelan tapi pasti, virus Hallyu kini sudah merambah, tak hanya masyarakat dewasa Indonesia, tapi juga ke anak-anak.
Korea Selatan memiliki cara sederhana dalam menjual budayanya. Mereka mengemas budaya tradisional menjadi produk modern.
Misalnya soal danau. Korea Selatan memiliki cara unik dalam mempopulerkannya. Padahal dalam sisi keunikan, Danau Toba tentu lebih unggul.
Kalau kalian pernah nonton drama Korea berjudul "Legend of the Blue Sea" yang dibintangi Lee Min-ho dan Jun Ji-hyun, tentu tahu bahwa pemandangan tersebut berasal dari Danau Cheonjuho di Pocheon Art Valley. Danau tersebut dikelilingi tebing hingga kawasan perkampungan tradisional dan taman bunga.
Jika menonton drama tersebut, keindahan danau memang terkesan menawan. Apalagi dengan penataan lampu yang bikin suasana makin berkesan.
Drama ini terinspirasi dari legenda Joseon klasik dari kisah sejarah tidak resmi koleksi pertama Korea. Kisahnya tentang seorang nelayan yang menangkap dan melepaskan putri duyung.Â
Tentunya, sineas Indonesia juga bisa membuat cerita berlatar belakang sejarah atau fiksi seperti ini. Apalagi kalau mendatangkan aktor atau aktris nasional atau bahkan internasional.
Drakor "Hwayugi" dan Scarlet Heart Ryeo juga pernah mengambil syuting di kawasan danau tersebut.
Korea Selatan juga mempopulerkan Danau Sangdong di Bucheo, Gyeonggi. Kawasan ini kerap menjadi langganan lokasi syuting drama, seperti "While You Are Sleeping" dan "Miss Hammurabi" yang diperankan Go Ara.
Kawasan Gyeonggi juga menjadi langganan banyak drama kolosal Korea, seperti "Dae Jang Geum", "Queen for Seven Days" dan yang terbaru "The Tale of Nokdu".