Mohon tunggu...
Dita ginata
Dita ginata Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar

Tersenyum lah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Si C'lana Bolong

7 Februari 2021   15:30 Diperbarui: 7 Februari 2021   16:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"..."Aarav tak dapat bicara apapun ia mencerna omongan kakek itu


"Baiklah ingat pesan kakek baik-baik,maka kau akan berhasil" ucap kakek


"Baik kek,ttttt-terimaa..."  Jawab aarav tertegun heran karena sang kakek telah menghilang dari hadapannya.

Sambil melanjutkan perjalanan pulang ia memikirkan perkataan kakek tadi,ia berpikir bagaimana cara untuk mewujudkan itu. Dalam lamunannya sang air langit turun bergerombol bersama teman-temannya menghentikan pikiran Aaraf ,Ia lari terpingkal-pingkal mencari tempat untuk berteduh.

Terasa hujan mulai reda ia memutuskan melanjutkan perjalanan pulang sambil berlari-lari kecil karena melihat jalanan yang licin tersiram air hujan.

Sampailah ia di rumah begitu menggigil disusul kedatangan sang adik,mereka disambut oleh sang ibu dengan membawakan sehelai handuk yang kasar yang terbuat dari kain tepung terigu, dikeringkannya badan mereka sebelum masuk ke dalam rumah. Beranjaklah mereka pergi ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap makan siang. 

Telah dihidangkan makan siang berupa nasi jagung tanpa lauk, tak menjadi masalah bagi Aarav dan sang adik mereka sangat lahap memakan nasi jagung itu, karena menurut mereka apapun yang ibunya masak pasti ia makan karena masakan ibu memberikan tenaga dan kecerdasan bagi Aarav maupun adiknya,memang mereka adalah anak yang selalu bersyukur tak pernah mengeluh apalagi mempermasalahkan tentang makanan.
                                               ...

Akhir dari Sekolah Menengah Pertama pun selesai tahun-tahun dimana ia merasakan kepedihan sekolah tanpa ada teman dekat satupun,hari ini adalah hari dimana kelulusan dilaksanakan. Dilihatnya ke kanan dan ke kiri semua teman-temannya mengenakan jas yang wangi dan bersih terlihat seperti baru.

 Ia menundukan kepala melihat penampilannya yang hanya memakai kemeja batik bekas ayahnya dulu. Syakir teman sekelasnya yang selalu tampil bersih dan rapi dipanggil ke atas panggung untuk menyampaikan secuil pidato. Ia berpikir pasti anak seorang petani yang miskin dan selalu tampil kusam takan bisa berpidato di hadapan banyak orang atau pun diberi penghargaan.

 Dalam lamunannya ia dikejutkan kembali dengan panggilan dari suara mikrofon yang memanggil namanya karena ternyata ia adalah salah seorang siswa yang tercerdas dia mendapatkan juara umum ke-1 sehingga nama ia dipanggil ke panggung untuk memberikan sambutan dan secuil pidato.

Tepukan kebahagiaan tertuju pada Aarav pujian serta ucapan selamat dari para guru serta teman-temannya membuat kebahagiaan tidak kepalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun