Mohon tunggu...
Dita ginata
Dita ginata Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar

Tersenyum lah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Si C'lana Bolong

7 Februari 2021   15:30 Diperbarui: 7 Februari 2021   16:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin yang dingin berbisik kepada pohon meneteskan embun yang menyejukan pagi itu. Aarav sedang sarapan ubi kayu dan teh panas bersama kedua orangtuanya dan satu adiknya.lalu ia berpamitan dan berangkat sekolah bersama sang adik dengan semangat membara didadanya mereka siap untuk mencari ilmu.Berjalan dengan riang sembari bernyanyi-nyanyi kecil
menyesuaikan langkahnya,


Kanan, kiri, okeey dokey
Kanan, kiri, okeey dokey


Tanpa sadar ia telah  sampai  di gerbang sekolah mereka terpisah kelas karena memang usia Aarav dan adik hanya selisih satu tahun saja.Hal tak menyenangkan terjadi tanpa sengaja Aarav  terkena lemparan  bola basket dari temannya. Aarav sedang membungkuk hendak memungut bola basket yang mengenai dirinya tadi,tiba-tiba terdengar olehnya teriakan cemooh dari belakang,


"Lihat celana Aarav bolong"


Seketika anak laki-laki lainnya menghampiri bahkan mereka berlarian,saling dorong dan menyikut saking rasa ingin tahunya untuk melihat celana Aarav. Bagai bebek yang diarahkan ke sungai para murid lainnya berhamburan sambil tak henti meneriaki dan menertawakan Aarav.


"Celananya bolong hahahahahha"
"Celana bolong!celananya bolong!"
"Wuuuuu celana Aarav bolong"


Cemoohan cemoohan itu terus terlontarkan oleh teman-temannya.Tak hanya siswa laki-laki siswa perempuan pun ikut menyimak semua yang terjadi, dengan rasa geli mereka tertawa.Cemoohan itu menyatu seperti pasukan  marchingband  yang sedang aksi di lapangan.


Wajah Aarav memerah layaknya kepiting rebus karena menahan rasa malu,ia tak membalas bahkan berucap sepatah kata pun ia hanya menelan ludah dan menutup mata berharap teman-temannya menyudahi cemoohan ini.

Begitulah sambutan Aarav dipagi hari,cemoohan terhenti ketika diserang suara lonceng tanda masuk kelas. 

Rasa malu yang dirasakan tadi belum cukup sampai disitu,di dalam kelas gurunya berkata jika Aarav belum membayar uang tagihan sekolah selama 3 bulan dan meminta dengan suara keras agar tunggakan itu segera dilunasinya.

"Aarav  katakan pada ayahmu agar segera melunasi uang sekolah"
"Baik bu guru akan saya sampaikan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun