Kendaraan tersebut kami titipkan di seorang kenalan yang masih ada hubungan famili dengan sahabat saya, bernama Hs. Saya mengenalnya beberapa tahun lalu sebagai seorang pekerja keras. Keluarganya mencatatnya sebagai seorang yang gigih dan tak pilah-pilih pekerjaan.
Lalu Hs memiliki partner kerja bernama Pak Ok, yang sudah puluhan tahun menjalankan usaha sebagai broker kendaraan baik ke pribadi maupun ke perusahaan.
Nah, rupanya kendaraan tersebut jatuh ke tangan yang salah. Penyewa 2 adalah seorang wanita cantik kelahiran Lampung. Masa kecil yang hidup dimanja dan bergelimang harta berubah total saat roda hidup berada di titik bawah. Bapaknya pensiun, dan entah bagaimana ceritanya, perekonomian keluarga ambruk perlahan.
Gaya hidup hedonis rupanya telah mengakar dalam diri Ibu Vn ini. Ia berpetualang menjadi ”selir-selir tidak resmi” para pecinta dunia...dan tak dapat melepaskan diri hidup segala bentuk kemewahan.
Dari mulai memalsukan identitas diri menjadi 5 tahun lebih muda dari usianya, ia berhasil mendapat suami seorang pendeta muda yang ganteng dan berwibawa.
Segala info tentang wanita itu tiba-tiba terbuka faktanya hari demi hari, seiring banyaknya teman-teman yang mendengar kasus itu. Kami memilih berdiam diri sebagai pengamat, memfollow up sebatas telepon, dengan iringan doa tentunya.
Kami dengar beberapa mobil telah dikembalikan ke pemiliknya....namun seminggu lebih janji-janji pengembalian si hitam belum juga tereralisasi.
Si Vn bahkan telah lepas dari tahanan karena berhasil meyakinkan polisi bahwa dirinya sedang hamil. Atas nama kemanusiaan, polisi melepaskannya, dan memberlakukan wajib lapor saja.
”Penahanan ditangguhkan....” Hanya itu saja keterangan yang dapat kami peroleh tiga hari yang lalu.
”Bu, sahabat lamaku bekerja di gereja B di gedung X. Dia bilang akan melaporkan ke para petingginya, Pendeta N dan T untuk membantu menyelesaikan masalah ini”
Secercah harapan muncul kembali. Kami yakin sekali bahwa pihak gereja tidak tahu menahu oknum yang adalah istri dari pendeta muda itu.