Jagat sinema Bumilangit memang sepertinya terinspirasi dengan kesuksesan Marvel Cinematic Universe. Pasalnya bumilangit studio juga merencanakan 7 buah film sebagai jilid pertama dari jagat sinemanya.Â
Film-film ini walaupun berdiri secara mandiri namun saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan teknik Crossover yang sama dilakukan oleh Marvel maupun DC.Â
Kita bisa mencermati fenomena ini ketika selesai menonton film Gundala hingga pada bagian post-credit scene-nya, ada beberapa adegan yang memicu rasa penasaran penontonnya lebih lanjut yang membawa penonton menyelami lebih dalam misteri-misteri dari jagat sinema bumilangit ini.Â
Namun jikalau memang mengacu pada Marvel Cinematic Universe, pertanyaannya: apakah yang membedakan keduanya?
Untuk dapat menjawab pertanyaan itu kita akan sedikit membedah karakteristik Superhero dalam jagat sinema yang diproduksi oleh Amerika Serikat khususnya Marvel.Â
Pada era keemasan komik di Amerika Serikat, yang berawal pada tahun 1938, komik-komik yang bertema superhero yang sebelumnya merupakan cerita selingan pada pulp fiction (format publikasi murah, mirip publikasi stensil) mulai disatukan dalam format majalah antologi berilustrasi yang berisikan beberapa cerita dari berbagai pengarang komik yang berbeda.Â
Dalam format majalah yang baru ini hak pengarang komik terhadap karakter komiknya dibeli oleh pihak penerbit, sehingga penggunaan karakter komiknya menjadi leluasa dan mudah dikolaborasikan kemunculannya.
Sedangkan untuk karakter superhero-nya, komik superhero dari Amerika Serikat sangat akrab dengan tema futuristik dan perang dunia. Hal ini didasari dari keadaan sosial-ekonomi-politik yang dialami oleh warga amerika di masa-masa perang dunia baik yang pertama maupun yang kedua ataupun perang dingin.Â
Singkatnya karakter superhero hadir untuk menghibur dan menyokong moral dari para warga Amerika Serikat untuk terus bertahan dalam keadaan negara yang tidak menentu.Â
Warga Amerika, baik sengaja maupun tidak sengaja membentuk citra superhero yang mampu menjadi teladan dan pemberi semangat optimistis ditengah depresi yang sedang melanda.
Bahkan diantaranya digunakan sebagai alat propaganda oleh pemerintah untuk menggelorakan semangat patriotis dan nasionalisme kepada warga negaranya.