Dari informasi sesama pasien yang dirawat di lantai empat, saya mengetahui bahwa di lantai 4 dan 5 adalah “lantai spesial“. Mengapa spesial? Karena di kedua lantai tersebut terdapat beberapa pasien yang dimintai kesukarelaannya menjadi pasien uji klinis untuk beberapa obat terapi pengobatan Covid-19.
Pasien di kedua lantai itu sangat spesial (menurut info dari sesama pasien yang berinitial T). Setiap hari, nurse akan datang menghampir ruang pasien untuk memberikan obat dan mengecek kesehatan pasien (tentu dengan jam yang sama). Selain itu, setiap ruangan hanya ditempati oleh satu orang pasien saja.
Rekan T mengatakan bahwa ketika dia masuk ke Wisma Atlet dia menandatangani persetujuan untuk dirawat di lantai empat dan mendapatkan treatment selama 14 hari. Siapa si Mr. T tersebut akan saya ceritakan di kisah selanjutnya.
Lanjut guys, lantai 6 sampai 32 adalah lantai rawat inap pasien. Hanya uniknya di lantai 19 dan 20, pasien yang berada di kedua lantai tersebut adalah pasien “spesial”. Mengapa mereka dibilang spesial? Karena di kedua lantai tersebut berisi pasien-pasien yang harus menjalani terapi pengobatan lanjutan dengan menggunakan obat yang berbeda.
Mereka sudah di tes swab dan hasilnya masih tetap positif, sehingga mereka yang tadinya berada di lantai selain 19 dan 20, terpaksa harus dipindahkan ke lantai 19 dan 20 untuk menjalani terapi lanjutan. Bagaimana pasien di kedua lantai menjalani terapi, saya akan membahasnya secara mengharu biru di kisah selanjutnya ya guys....tunggu episodenya berikutnya.
Asyik membahas lantai demi lantai sampai saya lupa kasih info fasilitas lainnya di Wisma Atlet. Biar tidak dicibir lagi oleh orang-orang yang tidak tahu berterima kasih.
Selain makan tiga kali sehari, setiap pasien juga mendapatkan snack satu kali. Untuk pasien yang memiliki riwayat khusus, seperti pasien penderita diabetes melitus, gagal ginjal, atau alergi dapat melakukan request kepada nurse untuk disediakan menu khusus buat mereka.
Setiap harinya, pasien dengan kebutuhan khusus tersebut akan mendapatkan jatah makanan yang berbeda dengan pasien pada umumnya. Warna kotak makanan untuk pasien berkebutuhan khusus adalah hijau dengan tulisan nama pasien diatas kotak tersebut.
Untuk masalah makan, seperti cerita saya di hari pertama karantina di wisma Atlet, BOHONG besar kalau dikatakan bahwa pasien kekurangan makanan dan berebutan di Wisma Atlet.
Situasi yang sebenarnya, acapkali makanan yang disediakan untuk pasien berlebih-lebih. Sampai saya bingung, mau dikemanakan makanan sebanyak ini. Berapa duit yang terbuang percuma kalau sampai ada sisa makanan setiap harinya.
Fasilitas lainnya di Wisma Atlet yang sekelas hotel (at least hotel bintang dua atau tiga lah) adalah di setiap sudut kamar terdapat wifi super kencang. Bahkan beberapa pasien, khususnya ibu-ibu menyatakan bahwa mereka betah di kamar karena bisa nonton drakor Korea dengan bebas.