Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Kelima Karantina di Wisma Atlet: Karantina Wisma Atlet Kacau, Hoaks atau Fakta?

10 Agustus 2020   11:36 Diperbarui: 13 Agustus 2020   19:11 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di lantai satu Wisma Atlet (dok pribadi)

Sebelum memasuki ruang tes swab, pasien harus menunggu di tempat duduk di luar ruangan (sekali lagi ada jarak ya…). Satu per satu pasien akan dipanggil untuk memasuki ruangan tes swab. Jika sudah selesai, pasien harus segera menuju lantai rawat inap.

Lanjut....masih nie di lantai satu, ada juga loh fasiltas untuk rontgen paru-paru. Setiap pasien baru, wajib hukumnya untuk di rontgen paru-parunya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana virus Covid-19 menyerang paru-paru pasien, sehingga dokter dapat memberikan terapi yang sesuai. 

Keren juga ya...Di lantai satu terdapat juga ruang “apotik” yang diperuntukan untuk mengambil obat bagi pasien. Setiap hari, nurse akan turun ke lantai satu dan datang ke ruang apotik untuk mengambil obat yang akan diberikan kepada pasien. 

Di lain hari saya akan bercerita tentang “tiga sosok pahlawan (nurse) Wisma Atlet” yang sudah bersusah payah mengorbankan hidup mereka untuk pasien-pasien di Wisma Atlet. 

Di sekitaran area ruang apotik, terdapat beberapa standing banner yang berisi himbauan untuk terhindar dari Covid-19. Cukup informatif pesan dari standing banner tersebut.

Nah, guys, tidak jauh dari ruang apotik, disebelah kanan, disitulah lift berada. Liftnya mantap guys, ada enam lift. Berdesak-desakan? Tentu tidak. Bayangkan guys, ada enam lift di Wisma Atlet yang siap mengantar pasien ke lantai rawat inap. 

Setiap lift berkapasitas 8 orang (sudah social distancing tentunya). Based on my experience beberapa hari di Wisma Atlet dimana saya beberapa kali turun naik dari lantai 18 ke lantai satu, saya tidak pernah sekalipun berdesak-desakan di lift, yang ada acapkali saya sendirian di lift. Bingung juga kalau sampai ada yang mem-posting bahwa di Wisma Atlet, lift-nya berdesak-desakan...hmmmmmm, tanya mengapa?

Berlanjut ke lantai dua Wisma Atlet. Disinilah pasien dengan kondisi “mengkhwatirkan“ ditempatkan. Terdapat ruang HCU (High Care Unit) di lantai ini. 

Saya sempat mengintip sebentar ruang HCU. Kagak berani masuk, guys, takut juga karena saya tidak berpakaian APD lengkap. Tapi dari kejauhan saya dapat melihat beberapa pasien yang sedang berjuang untuk hidup. Pasien-pasien tersebut terbaring di tempat tidur, ada yang menggunakan ventilator dan ada yang tidak. 

Terdapat beberapa tempat ditidur di ruang HCU ini. Persisnya berapa, saya tidak menghitungnya. Saya tidak terlalu lama menelusuri lorong demi lorong di lantai dua. 

Ada perasaan ngeri bercampur takut kalau-kalau saya terpapar lagi. Sesudah menengok sebentar ke ruang HCU (dari luar ya, kagak masuk ke dalam ruang HCU), buru-buru saya memaakai hand sanitizer yang selalu saya bawa, dan berlalu menuju lift yang mengantarkan saya ke lantai lainnya. Lantai tiga adalah ruang pemulihan pasien yang terpapar Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun